Suara.com - Calon presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyinggung fenomena ordal (orang dalam) yang dinilai merusak tatanan demokrasi di Indonesia.
"Fenomena ordal ini menyebalkan, mau ikut kesebelasan ordal, jadi guru, ordal, tiket konser, ordal. Ini yang membuat meritokratik tidak berjalan, etika luntur, "kata Anies dalam segmen 4 sesi tanya jawab antar kandidat Debat Capres di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat (12/12/2023).
Menurut Anies, ketika ordal terjadi di proses paling puncak, maka rakyat kebanyakan.
"Saya merasakan, beberapa guru komentar, pengangkatan guru membutuhkan ordal, wong di Jakarta ordal, kenapa kita gak pake ordal? tatanan demokrasi ini menjadi rusak,"ujarnya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Rumah Anies Baswedan, Tak Cuma Masuk Gang dan Tanpa Pagar
Fenomena ordal ini disampaikan Anies ketika merespon jawaban calon presiden 02 Prabowo Subianto tentang putusan MK yang membolehkan umur calon presiden dan calon wakil di bawah usia 40 tahun.
Siapa sangka fenomena ordal yang dibahas oleh Anies Baswedan turut disoroti oleh pakar. Berikut ulasannya.
Fenomena Ordal Bisa Jadi Boomerang Anies Baswedan
Seorang pakar kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menyoroti Anies Baswedan yang menyinggung soal ordal. Pernyataan itu dinilai Trubus seperti 'menepuk air di dulang terpercik muka sendiri'.
Trubus pun mengingat ketika Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia mengatakan kalau memasukan orang dekatnya di sejumlah posisi untuk masuk dalam Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
Baca Juga: Reaksi Anies Dengar Klaim Fahri Hamzah soal Isu Menteri Mundur dari Kabinet Jokowi
"Dia pernah menjabat sebagai gubernur terus ada orang-orang dekatnya juga yang masuk menjabat posisi-posisi "orang dalem". Kayak LRTJ, (eks) Komisaris Jakpro, itu kan orang dekatnya. Yang di TGUPP orang dalam semua," ujar Trubus, Rabu (13/12/2023).
"Pernyataannya saya kira akan menjadi bumerang. Jadi kalau memahami "orang dalam" ini kan jadinya seperti terpercik muka sendiri jadinya," imbuhnya.
Lantas siapa saja orang terdekat Anies yang masuk dalam posisi strategis. Berikut ulasannya.
Orang Dekat Anies Baswedan Diletakan di Posis Strategis
Kala itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengangkat orang-orangnya untuk menduduki direktur di Jakpro, perusahaan milik Pemprov DKI. Selain itu, Anies juga mencopot Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, Erlan Hidayat, yang digantikan Corporate Secretary PT Aetra Priyatno Bambang Hernowo.
Anies mencopot dua direktur PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Keduanya adalah Direktur Pengembangan Bisnis Jakpro, Hendra Lesmana dan Direktur Keuangan Jakpro, Lim Lay Ming.
Merujuk Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan BUMD Irham Dilmy, Hendra dan Lim digantikan oleh Hanief Arie Setianto dan Yuliantina Wangsawiguna.
Diketahui Hanief merupakan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Sebelum masuk TGUPP, Hanief juga sempat menjadi anggota Tim Sinkronisasi Anies-Sandi.
Sementara itu, Yuliantina Wangsawiguna, sebelumnya menjabat Direktur Keuangan PT Saratoga Investama.
Gubernur juga mencopot Erlan Hidayat sebagai Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya. Erlan digantikan oleh Priyatno Bambang Hernowo yang sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretary PT Aetra.