Suara.com - Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menganggap Calon Presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan soal orang dalam (ordal) saat debat capres seperti menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Artinya, serangan itu berbalik berlaku untuk Anies juga.
Menurut Trubus, Anies saat menjadi Gubernur DKI juga menerapkan budaya ordal. Contohnya, saat mengangkat komisaris di sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
"Dia pernah menjabat sebagai gubernur terus ada orang-orang dekatnya juga yang masuk menjabat posisi-posisi 'orang dalem'. Kayak LRTJ, (eks) Komisaris Jakpro, itu kan orang dekatnya. Yang di TGUPP 'orang dalam' semua," ujar Trubus saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).
"Pernyataannya saya kira akan menjadi bumerang. Jadi kalau memahami 'orang dalam' ini kan jadinya seperti terpercik muka sendiri jadinya," ucap Trubus.
Baca Juga: Anies Janji Selesaikan Masalah Kelangkaan Minyak saat Kampanye di Riau
Selain itu, Trubus juga menyoroti soal pernyataan Anies yang menyebut kondisi demokrasi Indonesia saat ini sedang buruk lantaran minimnya oposisi. Padahal, Anies juga pernah didukung oleh kubu oposisi dan berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017.
"Kemudian kan dia nyindir-nyindir sekarang tidak demokratis, kalau tidak demokratis berarti dia tidak jadi gubernur. Ketika memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi, opini," kata Trubus.
Oleh karena itu, ia menyebut pernyataan Anies tersebut malah akan membuat masyarakat bingung karena tak sesuai dengan realita yang ada.
"Menyebabkan keragu-raguan orang yang dulunya meyakini dia sebagai pemimpin ke depan, malah jadinya keraguan. Kasihan tim kampanyenya juga," pungkas Trubus.
Sebelumnya, Calon presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyinggung fenomena ordal (orang dalam) yang dinilai merusak tatanan demokrasi di Indonesia.
Baca Juga: Anies Sebut Relawan di Riau Jadi Bagian dari Sejarah Perubahan Indonesia
"Fenomena ordal ini menyebalkan, mau ikut kesebelasan ordal, jadi guru, ordal, tiket konser, ordal. Ini yang membuat meritokratik tidak berjalan, etika luntur, "kata Anies dalam segmen 4 sesi tanya jawab antar kandidat Debat Capres di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat (12/12/2023).
Menurut Anies, ketika ordal terjadi di proses paling puncak, maka rakyat kebanyakan.
"Saya merasakan, beberapa guru komentar, pengangkatan guru membutuhkan ordal, wong di Jakarta ordal, kenapa kita gak pake ordal? tatanan demokrasi ini menjadi rusak,"ujarnya.
Fenomena ordal ini disampaikan Anies ketika merespon jawaban calon presiden 02 Prabowo Subianto tentang putusan MK yang membolehkan umur calon presiden dan calon wakil di bawah usia 40 tahun.
Namun keputusan tersebut dianggap melanggar etika karena menguntungkan salah satu paslon cawapres yang usianya belum cukup 40 tahun yaitu Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Jokowi dan ponakan Ketua MK, dan kini Gibran menjadi pasangan Prabowo Subianto pada Pilpres kali ini.