Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS menyoroti pandangan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam memahami nilai demokrasi saat debat perdana capres di KPU RI, Selassa malam.
Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya menyebut Prabowo tidak mengerti tentang nilai penting demorkasi. Hal itu tercermin saat Prabowo merespons pernyataan capres nomor urut 1, Anies Baswedan.
"Terlihat begitu emosional dengan mengungkap bahwa negara sudah demokratis terbukti dari menangnya Anies Baswedan di Pilkada tahun 2017," kata Dimas dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).
Menurut Dimas, Prabowo menyempitkan arti penting demokrasi itu sebatas Pemilu. Ia menganggap, Menteri Pertahanan itu gagal memahami nilai-nilai demokrasi.
"Hal ini justru menunjukan ketidakpahaman Prabowo soal nilai penting demokrasi dengan hanya mensimplifikasi demokrasi hanya sebatas lewat pengambilan surat suara lewat Pemilu/Pilkada," tutur Dimas.
Dimas kemudian menjabarkan, jika kinerja demokrasi Indonesia belakangan ini bergerak stagnan. Indonesia menempati angka 6,71 poin dan masih belum bergerak dari kategori demokrasi cacat (flawed demokrasi).
Prabowo Cecar Anies
Sebelumnya diberitakan, Prabowo menanggapi pendapat Anies yang menilai masyarakat sudah tidak percaya dengan proses demokrasi. Dengan tegas, Prabowo menegaskan kalau misalkan anggapan Anies itu benar terjadi, maka tidak mungkin ia bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Perdebatan terjadi dalam sesi debat perdana Pilpres 2024 yang digelar di kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).
Baca Juga: Siapa Man of the Match Debat Capres 2024? Heboh El Cooking, El Gemoy dan El Pildun
"Mas Anies, Mas Anies...," kata Prabowo disambut riuh dari hadirin di arena debat.
Prabowo kemudian menilai, Anies agak berlebihan ketika mengeluh soal keadaan demokrasi di Indonesia.
Mantan Danjen Kopassus tersebut lantas menegaskan, kalau Anies bisa terpilih menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta dari gerbong oposisi.
Prabowo mengakui kalau dirinya lah yang mengusung Anies kala itu.
"Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa," ungkapnya.
"Saya yang mengusung bapak!" tegas Prabowo.
Prabowo menegaskan, dirinya berada di pihak oposisi ketika mengusung Anies.
"Kalau Jokowi diktator, anda enggak mungkin jadi gubernur!" ungkapnya.
"Saya waktu itu opsisi, Anda ke rumah saya, kita opsisi anda terpilih," lanjut Prabowo.
Pernyataan Prabowo tersebut langsung disambut riuh dari para pendukungnya.