Suara.com - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak angkat bicara soal Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan yang membangga-banggakan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) saat debat Capres kemarin.
Gilbert pun membandingkan JAKI dengan aplikasi Qlue buatan era eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurut Gilbert, Qlue lebih bermanfaat bagi masyarakat ketimbang JAKI. Tindak lanjut dari keluhan yang disampaikan warga lebih cepat direspons petugas saat era Ahok.
"(JAKI) Selama ini kurang dirasakan oleh masyarakat, beda dengan aplikasi lama Qlue," ujar Gilbert saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (13/12/2023).
Baca Juga: 3 Ketidakadilan Hukum yang Dibongkar Anies Baswedan di Debat Capres, Apa Saja?
Gilbert menilai lambannya JAKI dalam mengeksekusi keluhan warga karena kurangnya pengawasan dari pimpinan. Tindak lanjut dari petugas tak ada evaluasi lanjutan sehingga kerap kali masih bermasalah.
"Kenapa? (Qlue lebih baik dari JAKI) Karena dulu diawasi langsung dari pimpinan apakah diselesaikan atau tidak keluhan warga tersebut. Sekarang berhenti tanpa evaluasi," ucapnya.
Gilbert juga mengakui memang secara fitur dan tampilan aplikasi JAKI lebih baik ketimbang Qlue. Namun, menurutnya yang paling penting adalah tindak lanjut atas laporan warga.
"Soal aplikasinya, JAKI lebih baik sedikit, tapi yang dibutuhkan masyarakat kan bukan soal aplikasi yang lebih baik, tapi masalah mereka tertangani," pungkasnya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan sempat menyinggung penggunaan JAKI di Jakarta yang sangat membantu warga. Aplikasi itu diketahui, dirilis di era kepemimpinannya saat jadi Gubernur DKI.
"Keberadaan aplikasi ini membuat semua masalah pelayanan publik ada ukurannya," ucap Anies saat debat Capres, Selasa (12/12/2023).