Suara.com - PDI Perjuangan masih menjadi partai politik dengan elektabilitas tertinggi. Terbaru, berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia atau LSI pada 3-5 Desember, elektabikitas PDIP berada di angka 19,7 persen.
Angka tersebut membuat PDIP berada di peringkat pertama di atas Partai Gerindra. Sementara itu, elektabilitas Partai Gerindra yang menempati urutan kedua hanya beda tipis dengan PDIP, yakni 18,2 persen.
Sedangkan Partai Golkar 10,5 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,5 persen, dan NasDem 5,8 persen. "Demokrat 5,4 persen dan PAN 4,1 persen," papar hasil survei LSI, Minggu (10/12/2023).
Sementara itu partai lainnya berada di bawa ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen. Adapun yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,9 persen.
Baca Juga: Survei LSI Ungkap Penyebab Elektabilitas Anies-Muhaimin Makin Menguat
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam survei terbaru LSI termasuk partai yang di bawah parlemen threshold (PT) 4 persen. Padahal saat ini PPP merupakan salah satu dari sembilan partai di parlemen berdasarkan hasil perolehan suara Pemilu 2019.
Berikut daftar partai yang elektabilitas di bawah 4 persen berdasarkan survei LSI; PPP 2,3 persen, PSI 2,1 persen, Perindo 2,1 persen, Ummat 0,9 persen, Hanura 0,7 persen, Garuda 0,4 persen, Gelora 0,3 persen, PBB 0,3 persen, Buruh 0,2 persen, dan PKN 0,0 persen.
Sekadar informasi, target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83% dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1426 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan ±2.6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Baca Juga: Hasto PDIP: Beli Sampo Saja Pilih-pilih, Masak Milih Pemimpin Cuma Lihat Jogetnya Saja?