Suara.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka absen dalam sejumlah dialog publik. Terakhir, ia menyatakan memilih untuk tidak hadir dalam dialog yang diadakan salah satu televisi swasta, padahal dua cawapres lainnya hadir.
Belakangan, ketika ditanya mengenai absennya di acara tersebut, Gibran mengaku hanya ingin hadir dalam debat yang resmi diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai sikap Gibran tersebut menunjukan selektifnya Wali Kota Surakarta tersebut dalam memilih kegiatan atau acara.
Baca Juga: Gibran Ogah Ikut Debat yang Tidak Resmi, TPN Ganjar-Mahfud: Harusnya Sebar Gagasan Lebih Luas
Ia mencontohkan, misal acara debat, Gibran hanya memilih dan mau datang memilih di debat resmi.
Kecewakan Segmen Terdidik
Jamiluddin menilai dengan pilihan Gibran yang selektif tersebut di satu sisi bakal mengecewakan orang-orang terdidik.
Sebab, segmen terdidik memang menyukai acara dialog atau debat publik. Tetapi Gibran kelihatannya memiliki strategi lain dalam menggaet suara.
"Gibran tampaknya tak terlalu merisaukan kekecewaan orang-orang terdidik. Sebab, jumlah orang terdidik di Indonesia tidak cukup signifikan," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Kamis (7/12/2023).
Baca Juga: "Capres Asam Urat, Cawapres Asam Sulfat, Pendukung Asam Lambung"
Menurut Jamiluddin, putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi terlihat lebih suka menemui orang kebanyakan dengan riang.
"Baginya, orang kebanyakan ini yang perlu didekati karena jumlahnya memang sangat signifikan. Gibran yakin, kemenangan itu tak akan diperoleh dari orang terdidik. Kemenangan justru diperoleh dari orang kebanyakan yang umumnya masih kurang terdidik," kata Jamiluddin.
"Jadi, hal itu tampaknya yang membuat Gibran tidak memilih acara dialog atau debat publik. Jadi bukan karena takut, tapi lebih pada strateginya memilih segmen dalam upayanya mendongkrak elektoral," sambungnya.
Komunikasi Irit Bicara
Selain kerap absen acara debat, sorotan lain terhadap Gibran adalah gaya komunikasinya yang irit bicara. Hal senada juga kerap dilakukan Prabowo selaku calon presiden nomor urut 2.
Pengamat politik dari Populi Center, Dimas Ramadhan melihat ada keunggulan tersendiri dari strategi pasangan tersebut yang memilih sedikit bicara.
Menurutnya, Prabowo-Gibran bisa menggaet orang kebanyakan dengan strategi irit bicara tetapi di satu sisi bermain dengan gimik.
Hal ini ia sampaikan saat menanggapi ada tidaknya pengaruh dari kesalahan Gibran menyebut asam folat menjadi asam sulfat. Ia menilai kesalahan Gibran itu tidak akan begitu berdampak banyak terhadap elektoral.
"Orang sebelum memilih mendukung itu kan dia lebih melihat dia suka atau nggak gitu ya. Selama Prabowo-Gibran ini masih bisa menjalankan apa yang dia lakukan, misalnya irit bicara dan lain sebagainya, gimmick juga, joget juga mugkin itu juga orang senang, orang akan lebih tersedot ke situ," kata Dimas.
Lebih Pilih Debat Resmi
Sebelumnya, Gibran menyatakan hanya ingin menghadiri debat capres dan cawapres yang resmi. Pernyataan itu disampaikan menanggapi pertanyaan soal dirinya yang absen dalam acara Dialog Interaktif Cawapres "Mencuri Hati" Kawula Muda.
"Saya dateng yang debat resmi," kata Gibran di Grand Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).
Diketahui yang hadir dalam dialog yang diselenggarakan tvOne pada pukul 20.00 WIB, hanya dihadiri oleh cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Sementara itu, pada waktu yang sama, Gibran menghadiri deklarasi dukungan dari Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin (Perdana) untuk pasangan Prabowo-Gibran.