"Mereka merasa keberpihakan Pemerintah itu ada, Pemerintah itu hadir ketika petani itu membutuhkan," tuturnya.
Selain itu, ada permasalahan dimana petani harus selalu diingatkan untuk membangun lumbung keluarga terlebih dahulu.
Artinya, sebagian dari produksi mereka disimpen untuk konsumsi sendiri.
Sebab kerap terjadi, ketika semua produksi padi dijual, petani harus membeli beras dengan harga yang lebih mahal.
"Karena ada beberapa petani ketika harga naik justru mereka sebagai konsumen,” imbuh Atikoh.
![Capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat menghadiri Gagas RI Kampus Kompas bertajuk "Pemimpin Bicara Bangsa" di Airlangga Convention Center, Kampus C Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/11/23) malam. [Dok. Tim Ganjar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/23/66772-ganjar-pranowo-ganjar-mahfud-md-ganjar-mahfud.jpg)
Siti Atikoh menilai harus ada upaya lebih jauh dalam mengatasi masalah pangan tersebut dengan menelisik ke dalam rantai distribusi produk pangan.
“Nah, ini rantai distribusinya perlu diformulakan lagi karena titiknya bisa sampai 9 dari mulai produksi ke tingkat konsumen," sambungnya.
Saat berbicara di hadapan ibu-ibu KWT, Atikoh sempat menyebut salah satu program yang disiapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
“Kalau program Mas Ganjar sih ingin memperkuat posisi Bulog agar stabilitas harga dan ketersediaan pangan bisa pro petani,” kata Atikoh.
Atikoh juga sempat menekankan bahwa dirinya mencatat seluruh yang disampaikan masyarakat untuk disampaikan kepada Ganjar. Istilahnya adalah “belanja masalah”.