Suara.com - Cawapres nomor urut 2 belakangan ini masih ramai menjadi buah bibir di masyarakat. Gibran Rakabuming yang mulanya dipuji-puji menjadi sosok anak muda yang bisa melenggang maju ke kancah pencalonan presiden dan wakil presiden malah belakangan ini tampaknya seolah menampakkan penurunan.
Tak dapat dipungkiri, kabar soal majunya putra sulung Presiden Jokowi ini melahirkan polemik soal menabrak konstitusi. Belum rampung soal polemik itu, belakangan ini ia malah mendapat banyak kritikan soal menurunkan suara Prabowo Subianto karena menggandeng Gibran sebagai cawapresnya.
Lantas apa saja hal yang dianggap menurunkan suara Prabowo Subianto? Berikut ulasannya.
1. Gibran Pecahkan Rekor Mangkir dari Diskusi Terbuka
Belum lama ini sempat viral sebuah daftar hadir diskusi terbuka capres dan cawapres 2023. Daftar itu pun dibagikan oleh seorang pegiat media sosial yakni Dokter Tifa.
Melalui akun X atau Twitter, Dokter Tifa membagikan jadwal absen diskusi terbuka capres dan cawapres 2024. Dalam jadwal itu, pasangan Prabowo dan Gibran tampak ditandai dengan warna merah dengan keterangan "tidak hadir".
Dari 19 acara diskusi terbuka capres-cawapres 2024, Prabowo-Gibran hanya menghadiri 8 acara. Sedangkan 11 acara lainnya nama Gibran tercatat tidak menghadiri acara.
Hal tersebut berbanding terbalik dari pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Anies-Cak Imin terlihat hanya sekali tidak menghadiri acara diskusi terbuka.
Sementara itu, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD terlihat menghadiri 18 diskusi terbuka, dan hanya sekali tidak hadir.
Baca Juga: Sosok Orang Tua Selvi Ananda: Bukan Pejabat atau Pengusaha Besar, Cuma Punya Warung Makan Sederhana
Kala itu seorang pengamat juga menyoroti ketidakhadiran pada dialog publik di UMS. Menurut, pengamat politik dari Univesitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman ketidakhadirannya sebagai keterbatasan strategi politik.