Sederet Kontroversi Jokowi Jelang Lengser, Terbaru Bentak Eks Ketua KPK?

Ruth Meliana Suara.Com
Jum'at, 01 Desember 2023 | 12:39 WIB
Sederet Kontroversi Jokowi Jelang Lengser, Terbaru Bentak Eks Ketua KPK?
Ilustrasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). [Suara.com/Ema]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang lengsernya dari jabatan kepala negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersandung berbagai skandal. Hal ini yang membuatnya selalu menjadi topik hangat pemberitaan media dan seringkali trending di media sosial. 

Skandal yang menyeret Jokowi itu di antaranya soal cawe-cawe calon presiden (capres), membentak eks ketua KPK, hingga isu keretakan hubungannya dengan PDIP. Cari tahu selengkapnya melalui poin-poin berikut.

Cawe-cawe Capres

Beberapa bulan lalu, beredar kabar bahwa Jokowi cawe-cawe atau ikut campur dalam pemilihan capres. Ia juga dituduh tak senang dengan Anies Baswedan usai tidak mengundang NasDem dalam rapat partai politik.

Baca Juga: Warganet Saling Serang Soal Misteri Absennya Sosok Iriana di Pemakaman Ibunda Jokowi

Mengetahui hal itu, Jokowi pun angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa cawe-cawe yang dilakukannya semata-mata kewajiban moralnya sebagai presiden. Tepatnya dalam masa transisi kepemimpinan di tahun 2024.

"Cawe-cawe itu kan sudah saya sampaikan bahwa saya menjadi kewajiban moral, tanggung jawab saya sebagai presiden dalam masa transisi kepemimpinan nasional di 2024,” ujar Jokowi usai menghadiri Rakernas PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).

Lebih lanjut, cawe-cawe yang dilakukan Jokowi bermaksud untuk menjaga pelaksanaan Pilpres 2024 berjalan baik. Dengan begitu, tidak ada hal yang akan membahayakan negara. Di mana menurutnya, tak mungkin ia hanya diam.

"Ya, harus menjaga agar transisi kepemimpinan nasional serentak pilpres bisa berjalan dengan baik tanpa ada riak-riak yang membahayakan negara bangsa. Masa yang membahayakan negara dan bangsa saya disuruh diam? Kan enggak lah,” lanjut Jokowi.

Muluskan Gibran Jadi Cawapres Lewat Anwar Usman

Baca Juga: Dicap Dalang Pemicu KPK Bobrok, Boyamin MAKI Bongkar 'Dosa-dosa' Firli Bahuri

Skandal lain Jokowi adalah memuluskan jalan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres. Hal ini dilakukan melalui adik iparnya, Anwar Usman, yang saat itu menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Anwar menyetujui gugatan soal batasan usia capres-cawapres dalam sidang di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2023). Di mana seseorang yang berusia di bawah 40 tahun asal pernah menjadi kepala daerah bisa mendaftar.

Putusan tersebut lantas membuat Anwar diberhentikan dari jabatan Ketua MK karena melanggar kode etik. Di sisi lain, keluarga Jokowi pun terus-terusan menerima kritik tajam usai Gibran dideklarasi menjadi cawapres Prabowo.

Mereka diduga terlibat nepotisme dan istilah dinasti politik kembali ramai. Adapun putusan itu sempat digugat lagi usai Anwar dipecat. Namun, dalam sidang Rabu (29/11/2023), MK menolak karena hal tersebut sifatnya final.

Bentak Eks Ketua KPK karena Tak Hentikan Penyelidikan Setya Novanto

Eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, membagikan pengalamannya yang dibentak Jokowi. Ia menyebut presiden meminta penyelidikan kasus e-KTP yang melibatkan mantan Ketua DPR, Setya Novanto dihentikan. 

"Saya terus terang pada waktu kasus e-KTP saya dipanggil sendirian oleh Presiden. Saya heran biasanya memanggil berlima, ini kok sendirian. Dipanggilnya juga bukan lewat ruang wartawan," kata Agus dalam tayangan Kompas TV, Kamis (30/11/2023).

"Begitu saya masuk, presiden sudah marah. Karena baru saya masuk, beliau sudah teriak 'Hentikan'. Saya heran yang dihentikan apanya. Setelah saya duduk, saya baru tahu kalau itu adalah kasus Setnov, ketua DPR pada waktu itu, mempunyai kasus e-KTP," bebernya.

Meski begitu, Agus tak menuruti instruksi Jokowi. Ia menjelaskan bahwa Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) telah diterbitkan dan sebagai Ketua KPK, ia perlu menjalankan proses hukum tanpa intervensi eksternal.

"Saya bicara apa adanya saja bahwa Sprindik sudah saya keluarkan 3 minggu yang lalu. Saat itu di KPK tidak ada SP3, tidak mungkin saya memberhentikan itu (penyelidikan Setnov)," papar Agus.

Rumah Tangga Disinggung

Ketua PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo sempat menyinggung rumah tangga Jokowi. Ia mengungkap Iriana tidak pernah melayat saat mertuanya meninggal. Bahkan, istri Jokowi itu tak datang hingga momen tahlilan terakhir.

“Ibunya Pak Jokowi meninggal dunia aja (Iriana) enggak melayat, sampai tahlilan terakhir seribu hari enggak hadir,” ungkap FX Rudy kepada wartawan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2023).

Lebih lanjut, FX Rudy menyebut Iriana tidak menghargai mertuanya sendiri, Sudjiatmi, yang meninggal pada 20 Maret 2020 lalu. Padahal menurutnya, jika Jokowi tidak menjadi presiden, Iriana tak mungkin menjadi ibu negara.

“Wong mertuanya sendiri aja tidak dihargai dihormati, yang membesarkan Pak Joko Widodo yang bisa menjadi presiden. Kalau Pak Joko Widodo enggak jadi presiden kan (Iriana) juga tidak jadi ibu negara,” ucapnya.

Hubungan dengan PDIP Diisukan Retak

Hubungan antara Jokowi dengan PDIP dikabarkan retak usai deklarasi Gibran sebagai cawapres Prabowo. Sang presiden dinilai tak lagi setia dan memiliki rencana untuk mengkhianati partai yang selama ini menaunginya.

Belum lama ini, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyinggung soal Orde Baru (Orba) yang diduga mengarah ke Jokowi. Hal itu ia sampaikan dalam Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud di Jiexpo, Jakarta Pusat. 

"Mestinya Ibu (dirinya sendiri) 3nggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Tahu enggak, kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" ucap Megawati dalam Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud, Senin (27/11/2023).

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI