Suara.com - Calon presiden (Capres) RI nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengklaim dirinya lebih tertarik membicarakan soal ide dan gagasannya sesuai demokrasi yang substansial. Pasalnya, kekinian terutama pemilih muda lebih tertarik pada gimik.
Ganjar mengaku khawatir jika ada pemimpin baru ke depan punya visi misi sendiri tak sesuai dengan konstitusi justru akan berdampak buruk.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam diskusinya di acara bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).
Awalnya, Ganjar mengungkapkan, jika banyak awak media kepadanya mengenai program hingga visi misi apa yang ditawarkan dalam kontestasi Pilpres 2024. Namun, penyampaian visi misi kekinian tidak terlalu tertarik, justru yang laku hanya gimik.
"Banyak teman-teman media yang bertanya terkait kepada saya apa visi misinya apa program dan sebagainya. Itu dikalangan pemilih apalagi dikalangan pemula itu tidak nggak terlalu tertarik yang tertarik lebih pada gimik," kata Ganjar.
Padahal, kata dia, demokrasi bisa berjalan secara subtansi, jika para kandidat yang bertarung di Pilpres 2024 bisa menyampaikan ide dan gagasannya lewat visi misi.
"Padahal selalu para peneliti para pemerhati mengatakan bagaimana demokrasi bisa berjalan secara substansi tidak prosedural kemudian para kandidat bisa menyampaikan apa yang menjadi ide dan gagasan melihat kondisi dan solusi," tuturnya.
Selain itu, kata dia, dirinya dalam visi misinya mengikuti pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) atau sesuai dengan konstitusi.
Ia lantas bicara jika ada pemimpin baru misalnya punya visi misi tak sesuai dengan konstitusi justru akan mempunyai dampak buruk.
"Saya khawatir kalau pemimpin baru kemudian punya visi sendiri dan itu berbeda dengan konstitusi, bengkak bengkok itu," pungkasnya.