Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku lebih memilih menggunakan Kereta Api Argo Parahyangan dibanding naik Kereta Cepat Whoosh. Hal itu disampaikan Anies ketika mengisi acara 'Desak Anies' di Bandung, Rabu (29/11/2023).
"Kang Anies ke Bandung milih naik Argo Parahyangan atau kereta cepat?" tanya moderator di lokasi.
"Gini, saya belum pernah naik Whoosh, kalau Parahyangan saya sering naik. Jadi saya pilih Argo Parahyangan," jawab Anies.
Anies kemudian melempar pertanyaan yang sama ke hadirin. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu beralasan, ia sudah sejak lama menggunakan Argo Parahyangan.
Baca Juga: 'Rahasia' Politik Demokrat Habis Dikuliti Anas Urbaningrum, Gagal Usung AHY Jadi Cawapres
Dia beralasan, naik Argo Parahyangan karena aksesnya yang mudah. Di sisi lain stasiun untuk Whoosh berada jauh di luar Kota Bandung.
"Soalnya berangkatnya (Argo Parahyangan) dari Stasiun Bandung," kata Anies.
Di awal Tahun 2023, Anies sempat membuat pernyataan yang ramai jadi perhatian di media sosial. Kala itu, ia berkomentar terkait rencana penghapusan rute Argo Parahyangan dan diganti kereta cepat Whoosh.
"Mengakhiri rangkaian kegiatan yang seru dan bermakna di Bandung, Jawa Barat. Kini kembali ke Jakarta dengan naik Argo Parahyangan, kereta yang penuh sejarah, kenangan dan terus menjadi pilihan bagi begitu banyak orang. Kereta ini telah membuat perjalanan jadi pengalaman," kata Anies melalui media sosialnya, Januari 2023 lalu.
Legenda KA Parahyangan
Baca Juga: Anas Urbaningrum Ungkap 'Rahasia' Batalnya Anies Pilih AHY Jadi Cawapres: Tak Ada Prospek Menang!
Pernyataan Anies yang mengenai Argo Parahyangan, dahulu dikenal dengan nama KA Parahyangan, memang terlanjur lekat di hati masyarakat Jawa Barat (Jabar), khususnya Kota Bandung. Terhitung hingga saat ini, Argo Parahyangan yang melayani ruter Bandung-Jakarta PP sudah beroperasi selama 52 tahun.
Kali pertama beroperasi pada 30 Juli 1971, Argo Parahyangan tak lepas dari pasang surut. Semula KA Parahyangan hanya melayani untuk gerbong kelas bisnis, kemudian pada tahun 1980 KA Parahyangan memiliki layanan eksekutif.
Sejak saat itu, KA Parahyangan sudah menjadi pilihan utama transportasi massa warga Bandung dan sekitarnya.
Seiring perkembangan zaman, KA Parahyangan sempat mengalami perubahan. Hal tersebut bersamaan dengan perubahan status PT KAI saat itu, dari Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).
Sejumlah perubahan terjadi pada layanan fasilitas KA Parahyangan yang ditambah dengan televisi dan juga corak warna yang berbeda.
Surutnya KA Parahyangan terjadi saat muncul Argo Gede yang melayani rute sama di tahun 1995. KA Parahyangan disebut kalah cepat dengan Argo Gede hingga berdampak perlahan turunnya jumlah penumpang. Puncaknya di tahun 2010, KA Parahyangan resmi pensiun.
Namun, lantaran banyak masyarakat yang merasa kehilangan dengan pensiunnya KA Parahyangan, akhirnya KA membuat terobosan untuk menggabungkan KA Parahyangan dengan KA Argo Gede yang hingga kini dikenal dengan Argo Parahyangan.
Nama Parahyangan sendiri diambil dari julukan Kota Bandung yang secara harfiah berarti tempat bersemayam para dewa. Meski begitu saat kehadiran Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh, kekhawatiran kembali muncul akan hilangnya Argo Parahyangan karena digusur kereta cepat yang resmi beroperasi 2 Oktober 2023.
Namun hal tersebut ditepis Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo, beberapa waktu lalu.
Kepada awak media ia memastikan bahwa KA Argo Parahyangan tetap beroperasi meski sudah ada Whoosh. Menurut Didiek, KA Argo Parahyangan merupakan kereta yang sudah melegenda dan sudah melekat dengan masyarakat Jawa Barat.
"Argo Parahyangan kan legend ya udah jadi milik masyarakat Jawa Barat. Kita harus jaga kelangsungan layanannya," katanya, baru-baru ini.
Ia bahkan mengatakan dengan beroperasinya Whoosh ini mengharuskan pelayanan KA Argo Parahyangan selaras dengan dan berkesinambungan dengan kereta cepat.