Membaca Ketidakkompakkan PKS dan PKB Soal Pemindahan IKN ke Kaltim

Chandra Iswinarno Suara.Com
Selasa, 28 November 2023 | 05:00 WIB
Membaca Ketidakkompakkan PKS dan PKB Soal Pemindahan IKN ke Kaltim
Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang tetap mempertahankan keberlanjutan ibu kota negara (IKN) Nusantara tetap berjalan memancing polemik sendiri.

Pasalnya pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu. Ia sendiri menyatakan, bila PKS menang Pemilu 2024 maka ibu kota negara tetap akan di DKI Jakarta.

Mengamati pernyataan yang bertolak belakang tersebut, Pengamat politik dari Universitas Tanjungpura Pontianak (Untan) Haunan Fachry Rohilie menganalisanya dalam beberapa sudut pandang.

Ia menilai pernyataan tersebut menunjukan posisi Cak Imin yang masih berpegang teguh pada undang-undang mengenai IKN.

Baca Juga: PKS Tolak IKN, Giring PSI: Wah Bahaya Itu

"Penyataan Cak Imin lebih kepada positioning dari Muhaimin dan PKB untuk tetap menjalankan amanat UU, dan sepertinya belum sepenuhnya siap menjadi oposisi," katanya kepada Suara.com, Senin (27/11/2023).

Meski begitu, ia juga mengemukakan, ada hal lain yang bisa ditinjau dari sudut pandang cara PKB untuk mempertahankan dua kursi menteri yang sampai saat ini masih dijabat dua kader partai berlambang sembilan bintang tersebut.

Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak. (ist)
Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak. (ist)

"Tapi bisa saja kita melihat bahwa lunaknya PKB dan Cak Imin dalam IKN berkaitan dengan IKN karena masih ada dua kursi menteri dari PKB, ada abangnya Abdul Halim Iskandar di Mendes PDTT, dan Ida Fauziyah Menaker," tuturnya.

Fachry juga mengungkapkan, sejatinya hanya PKS saja, parpol yang berada di parlemen, menolak pemindahan IKN ke Kalimantan Timur (Kaltim).

"PKB cenderung mendukung sesuai amanat UU, sementara Anies dan NasDem mendukung dengan catatan pengawasan dan evaluasi pada setiap tahapannya. Terutama pemenuhan pemerataan pembangunan di Indonesia, khususnya Kalimantan."

Baca Juga: PKS Tolak IKN Pindah, PKB: Hari Ini Jakarta Tetap Ibu Kota, Belum Ada Surat Pemindahan

Sementara dalam sudut pandang elektoral, ia juga menilai pernyataan Cak Imin juga sebagai usaha untuk merebut hati masyarakat yang mendukung rencana pemindahan IKN.

Pendukung Pindah IKN Dominan

"Bisa jadi ada kaitannya dengan pergeseran tren dukungan masyarakat atas rencana pemindahan IKN. Jika merujuk Survei Indikator (Politik), masyarakat yang mendukung pemindahan IKN lebih dominan, dan trennya terus mengalami peningkatan."

Berdasarkan sudut pandang tersebut, Fachry beranggapan bahwa pernyataan Cak Imin bisa dilihat dari kemungkinan untuk mempertahankan kursi menteri dari Kabinet Jokowi.

"Apalagi posisi Mendes PDTT itu sentral, ada kaitannya dengan kekuasaan lokal di level desa. Termasuk potensi suara dari masyarakat yang mendukung pemindahan IKN," ujarnya.

Sebelumnya, Cak Imin mengatakan bahwa saat ini IKN masih belum layak untuk ditinggali karena masih dalam tahap pembangunan.

"Itu kan pilihan aja, lagi enak di Jakarta, tiba-tiba disuruh ke hutan, entar dulu. Itu pilihan pribadi, referensi tinggal pribadi. Kalau sekarang kan enggak layak, belum layak di sana, per hari ini," kata Imin.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu berikan keterangan di sela kegiatan Halal Bihalal bersama DPD PKS Kabupaten Bekasi di Hotel Antero Jababeka Cikarang, Minggu. [ANTARA/Pradita Kurniawan Syah]
Presiden PKS Ahmad Syaikhu berikan keterangan di sela kegiatan Halal Bihalal bersama DPD PKS Kabupaten Bekasi di Hotel Antero Jababeka Cikarang, Minggu. [ANTARA/Pradita Kurniawan Syah]

Pernyataan tersebut berbeda jauh dengan sikap PKS yang mengungkapkan tetap ingin mempertahankan status ibu kota di Jakarta. Gagasan tersebut disampaikan dalam sambutannya di acara Kick Off Kampanye Nasional PKS.

"Ya memang apa yang tadi disampaikan pertama adalah terkait dengan IKN ya, kita berharap bahwa kalau Allah takdirkan PKS menang maka kita akan menginisiasi bahwa ibu kota negara tetap di Jakarta," katanya.

Mengenai pembangunan yang sudah berjalan di IKN, ia memastikan tidak akan memberhentikannya. Hanya saja setelah selesai fungsinya akan dialihkan. Bukan lagi sebagai ibu kota, kawasan IKN akan dijadikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI