Suara.com - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman prihatin dengan persaingan pada Pilpres 2024. Pasalnya, saat ini lebih mementingan gimik ketimbang adu gagasan.
Sohibul menyindir pasangan calon yang kerap mengutamakan gimik tersebut hingga bermain-main, menggunakan istilah gemoy.
"Saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi, persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimiknya. Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy," kata Sohibul dalam pidatonya di acara Kick Off Kampanye Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11/2023).
Menurut Sohibul, persaingan dengan mengutamakan gimik, bukan gagasan dengan istilah gemoy dan santuy merupakan hal tidak sehat.
Baca Juga: PKS Harap Anies-Muhaimin dan NasDem, PKB Akomodir Gagasan Tolak Ibu Kota Pindah ke Kaltim
"Gemoy atau gemoy saya nggak tahu juga itu, Bib apa Bib? Gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ujarnya.
Sebelumnya dalam acara tersebut, Presiden PKS Ahmad Syaikhu meluncurkan program kampanye gagasan dengan tagline pangan murah, kerja gampang, sehat mudah.
Syaikhu mengatakan program tersebut untuk menghasilkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Gagasan yang akan diperjuangkan oleh PKS menyangkut keadilan dan kesejahteraan masyarakat, yaitu soal keterjangkauan harga dan ketersediaan kebutuhan pokok atau pangan," ujar Syaikhu.
"Selain itu ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan angkatan kerja baru, serta layanan kesehatan yang berkualitas, harga yang terjangkau dan mudah diakses secara merata di seluruh wilayah Indonesia," sambungnya.
Baca Juga: Ahmad Syaikhu: PKS Menang, Ibu Kota Tetap Di Jakarta