Tiga Eks Pimpinan KPK Gabung Timnas AMIN, Anies: Orang-orang yang Ingin Perubahan untuk Indonesia

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 23 November 2023 | 05:00 WIB
Tiga Eks Pimpinan KPK Gabung Timnas AMIN, Anies: Orang-orang yang Ingin Perubahan untuk Indonesia
Capres Anies Baswedan. [Suara.com/Dea]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Nasional (Timnas) Pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar saat ini diperkuat tiga mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tiga eks pimpinan KPK tersebut yakni, Abraham Samad, Bambang Widjojanto dan Saut Situmorang.

Menurut Anies, mereka yang bergabung tersebut memiliki kesamaan dalam melihat konsep perubahan yang ditawarkan Timnas AMIN.

"Jadi, yang berkumpul adalah orang-orang yang ingin perubahan untuk Indonesia lebih adil dan lebih makmur," ucapnya di Kampus Universitas Airlangga Surabaya, Selasa (22/11/2023).

Baca Juga: Fokus Amankan Lumbung Suara DKI Jakarta hingga Sulawesi, Timnas AMIN Andalkan PKB di Jawa Tengah

Dia juga menilai bahwa ketiga orang tersebut selama ini bekerja untuk perubahan dalam Negara Indonesia.

"Justru anggota yang menjadi anggota timnas adalah pribadi-pribadi yang selama ini sudah bekerja untuk perubahan di berbagai sektor," katanya.

Ketiganya saat ini mengisi posisi sebagai Anggota Dewan Pakar di Timnas AMIN.

Sebelumnya diberitakan, Anies sempat memberikan sindiran terkait kebebasan dalam demokrasi yang saat ini mengalami penurunan. Pernyataan tersebut diungkap Anies dalam dialog terbuka di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Rabu (22/11/2023).

Menurutnya, kebebasan berpendapat di masyarakat saat ini banyak yang dibatasi.

Baca Juga: KPU Bakal Gelar Lima Sesi Debat Capres-Cawapres di Kota Berbeda

Padahal, Anies menyatakan kritik dibutuhkan dalam sebuah pemerintahan. Lantaran, kritik akan mencerdaskan masyarakat dan memaksa pembuat kebijakan untuk selalu mengkaji mana yang lebih baik.

"Ketika kritik itu mati atau dimatikan maka yang sesungguhnya terjadi kebijakan itu kualitasnya mengalami penurunan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI