Suara.com - Kementerian Keuangan mengatakan kalau generasi muda sekarang atau Gen Z masih kesulitan untuk membeli rumah hunian. Tentu bukan tanpa alasan, hal itu karena biaya hidup yang mahal namun pendapatannya tidak seimbang.
Maka dari itu mereka merasa membeli rumah adalah hal yang sulit.
"Milenial ke depan itu homeless, karena gaji yang diterima dan cicilan itu agak sulit," kata Sekretaris Jenderal, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementrian Keuangan, Deddy.
Di sisi lain menurut Deddy generasi milenial lebih senang menyewa hunian dibandingkan memiliki rumah sendiri. Selain itu lebih senang menyewa, ada omelan yang kerap bersliweran di media sosial.
Baca Juga: Gen Z Rising: Serunya Bahas Peran Gen Z dalam Pemilu 2024 Bersama Yoursay dan Ketua BEM KM UGM
Salah satunya adalah karena generasi muda sekarang lebih sering beli kopi susu sama healing tiap bulan, makanya susah punya rumah.
Tentu hal ini menjadi perhatian untuk beberapa generasi muda, menjelang konstentasi politik. Sejauh mana isu ini dibahas? Berikut ulasannya.
Gagasan Hunian Layak Pasangan Anies-Muhaimin
Merujuk pada draft visi misi ketiga pasangan calin 2024-2029 kata hunian disebutkan sebanyak 14 kali oleh pasangan Anies-Muhaimin, rumah sebanyak 10 kali, permukiman sebanyak 3 kali, dan untuk kata tempat tinggal tidak disebutkan. Lantas bagaimana gagasan mereka.
1. Skema pembelian yang mudah dan murah, cocok untuk generasi Z, milenial, dan pekerja informal.
2. Mengedepankan solusi holistik dalam mengurangi polusi udara salah satunya dengan intergrasi hunian dengan transportasi publik.
3. Menyediakan hunian layak dan terjangkau di dekat pusat kota.
4. Menyediakan alternatif hunian layak dan terjangkau di dekat pusat kota.
5. Menyediakan alternatif hunian layak melalui sistem sewa yang terjangkau bagi warga negara yang tidak mampu untuk membeli rumah.
6. Menjaga nilai sosial budaya masyarakat kampung kota melalui penata kampung dan menghadirkan hunian layak berbasis komunitas.
Gagasan Hunian Layak Pasangan Ganjar-Mahfud
Berbeda dengan pasangan Anies-Muhaimin, kata hunian yang disebut pasangan Ganjar-Mahfud dalam visi misinya paling sedikit. Kata hunian hanya disebut sebanyak 3 kali, rumah 2 kali, permukiman tidak ada, dan tempat tinggal 2 kali. Berikut gagasannya.
1. Mendorong integrasi antara tempat tinggal, tempat kerja, sarana transportasi publik, dan trotoar (4T).
2. Skema pembiayaan yang mudah dan murah, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh, dan anak muda.
3. Program 'Rumah Kita' dengan target 10 juta hunian.
4. Memulai pembangunan hunian baru atau merenovasi hunian eksisting, seperti rumah sederhana, rusunami, rusunawa, dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan yang strategis dan terjangkau dari pusat perekonomian serta transportasi umum.
Gagasan Hunian Layak Pasangan Prabowo-Gibran
Dari kedua pasangan sebelumnya, kata hunian dan lain-lainnya pada gagasan pasangan Prabowo-Gibran terbanyak nomor dua.
1. Menjamin rumah murah untuk masyarakat desa dan rakyat yang membutuhkannya.
2. Memastikan ketersediaan rumah murah dan fasilitas sanitasi yang memadai untuk masyarakat desa dan rakyat yang membutuhkan.
3. Mempercepat penyediaan perumahan bagi warga Indonesia yang belum memiliki tempat tinggal.
4. Menetapkan target membangun atau merenovasi sebanyak 40 rumah per desa atau kelurahan setiap tahun.
5. Sasaran nasional mencapai 3 juta rumah mulai pada tahun kedua pemerintahan.
Jadi bagaimana setelah membaca gagasan ketiga capres dan cawapres kita? Apakah gagasan mereka sudah benar-benar serius mengakomod 'hunian layak' bagi warganya?