Suara.com - Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali dan calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang menyatakan tidak ingin ikut campur soal adanya tekanan yang dialami PDIP disebut sudah on the track.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Menurutnya sikap yang ditunjukkan oleh Koalisi Perubahan sudah benar.
"Apa yang disampaikan Ahmad Ali, oleh Anies, itu sudah benar, tidak mau mengurusi hal-hal seperti itu, walaupun sudah ada tekanan sejak lama," ungkap Direktur Eksekutif Indonesia Political Review seperti dikutip Antara, Selasa (22/11/2023).
Bahkan, ia menilai sikap yang dinyatakan Partai NasDem terbukti konsisten terhadap Pemerintahan Joko Widodo.
Baca Juga: Mantan Juru Bicara Gus Dur hingga Mantan Ketua MK Gabung Timnas Anies-Cak Imin
"Saya melihat NasDem konsisten dukungan kepada Jokowi. Artinya walaupun NasDem punya capres sendiri, berbeda jalan dengan Jokowi, tetapi NasDem konsisten ada di pemerintahan, ada bersama Jokowi," katanya.
Senada dengan Ujang, analis politik Silvanus Alvin menilai sikap 'fight back' yang ditunjukan PDIP menunjukkan inkonsistensi. Tak hanya itu, ia mengungkapkan hal tersebut dapat menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat yang bisa berdampak dalam memengaruhi persepsi publik.
Sikap NasDem
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali menegaskan bahwa pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan musuh bersama dalam Pilpres 2024.
"Jadi sekali lagi bahwa koalisi perubahan itu tidak akan pernah membangun koalisi yang semangatnya kemarahan dan kebencian," ujar Ali dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
Baca Juga: Ketua Dewan Penasihat PAN Soetrisno Bachir Masuk Jajaran Timnas AMIN, Anies: Mewakili Muhammadiyah
Dalam hal ini, Ali turut menepis pernyataan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mengaku sudah berkomunikasi karena sama-sama mengalami tekanan dari penguasa.
Ali mengatakan bahwa Koalisi Perubahan tidak akan berpolitik dengan cara-cara kebencian. Ia turut membantah adanya narasi menjadikan Prabowo-Gibran musuh bersama TPN.
Lebih lanjut, Ali meminta PDIP yang merupakan salah satu partai koalisi pengusung Ganjar-Mahfud untuk tidak gampang bersedih dan justru menciptakan narasi kebencian.
"PDIP kan partai yang sudah sangat tua, sudah sangat berpengalaman terbiasa menghadapi sesuatu harusnya jangan cengeng dong," ucap Ahmad Ali.
Sebaliknya, Koalisi Perubahan, kata Ali mengajak para paslon dan koalisi yang bertanding dalam Pemilu 2024 bisa berkontestasi secara positif.
“Ini baik bagi NasDem, karena mereka tahu fokusnya di mana yang harus mereka berikan, soal ada 'tekanan-tekanan' pernah disinggung oleh Anies dalam forum publik, tapi tidak mereka jadikan narasi sebagai fokus utama,” jelasnya.
TPN Ganjar-Mahfud Merasa Ditekan
Sementara itu, Hasto Kristiyanto mengaku mereka tengah mengalami tekananan. Hal itu disampaikannya dengan menyinggung adanya intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi (MK).
"Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan ya. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain," kata Hasto di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023) sebagaimana dikutip Suara.com.
Dia menyebut tekanan itu seperti yang dialami oleh koleganya di PDIP, Adian Napitupulu. Kemudian tekanan kepada Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang mengungkap soal elaktabilitas Ganjar-Mahfud MD yang meningkat.