Suara.com - Partai NasDem disebut masih setia mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) meski saat ini telah menyatakan dukungan kepada capres, Anies Baswedan dalam Pemilu 2024.
Pakar Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai hal itu menjadi nilai plus bagi partai pimpinan Surya Paloh tersebut.
"Saya melihat ini poin plusnya NasDem, ada konsistensi dukungan kepada Jokowi. Artinya walaupun NasDem punya capres sendiri berbeda jalan dengan Jokowi, tetapi NasDem konsisten ada di pemerintahan, ada bersama Jokowi," ujar Ujang dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
Ujang mengatakan NasDem berani mengambil sikap, yaitu mendukung Anies dalam Pilpres 2024 tapi di sisi lain masih mendukung pemeritahan Jokowi. Adapun Jokowi belakangan kerap diakitkan dukungannya kepada paslon lain, yakni Prabowo Subianto dan Gibran.
"Itu yang kita lihat dari NasDem. Walaupun Jokowi atau pemerintah melihat NasDem berbeda, tetapi itulah konsistensi mengawal Jokowi sampai akhir,” jelas Ujang.
![Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tak kuat menahan tangis ketika membicarakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam podcast yang ditayangkan YouTube Akbar Faizal Uncensored. [Tangkap Layar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/10/76235-sekjen-pdip-hasto-kristiyanto.jpg)
Oleh sebab itu, Ujang berpandangan pengakuan Wakil Ketua NasDem, Ahmad Ali dan Anies belum berkomunikasi dengan PDIP mau pun Tim Nasional Pemenangan (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD merupakan suatu hal yang tepat. Pasalnya, ia menilai dalam hal ini PDIP sebagai partai pengusung Ganjar-Mahfud tengah mencari kawan lewat narasi ditekan kekuasaan.
“Ya apa yang disampaikan oleh Ahmad Ali, oleh Anies, itu sudah benar tidak mau mengurusi hal-hal seperti itu, walaupun sudah ada tekanan sejak lama,” turut Ujang.
Sementara itu, pakar politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin mengatakan narasi ditekan kekuasaan dari PDIP dan TPN Ganjar -Mahfud merupakan sikap yang inkonsisten. Sebab PDIP merupakan partai pemenang Pemilu dan partaI penguasa. Aneh rasanya jika PDIP justru mengkritik Jokowi.
Narasi ditekan kekuasaan, menurut Alvin, malah akan memberi keuntungan kepada pasangan Anies dan Muhaimin Iskandar untuk lebih fokus menghadapi Pilpres.

“Ini baik bagi NasDem, karena mereka tahu fokusnya di mana yang harus mereka berikan, soal ada 'tekanan-tekanan' pernah disinggung oleh Anies dalam forum publik, tapi tidak mereka jadikan narasi itu sebagai fokus utama,” tegas Alvin.