Suara.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan pihaknya masih menunggu laporan dari Bawaslu Sorong dan Bawaslu Papua Barat mengenai dugaan adanya Pakta Integritas berisi dukungan Penjabat (Pj) Bupati Sorong Yan Piet Mosso kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Pakta Integritas itu diketahui ditemukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi saat melakukan operasi tangkap tangan atau OTT yang menjaring Yan Piet dalam kasus dugaan kasus korupsi berupa suap pemeriksaan keuangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Masih diperiksa Bawaslu Kota Sorong dan Bawaslu Papua Barat untuk diperiksa dan dicari tahu masalahnya apa, apakah benar, terus kemudian dicek juga mengenai keterangan waktunya,” kata Bagja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023).
Dia juga mengungkapkan Bawaslu telah menerima tiga laporan terkait netralitas Pj kepala daerah. Namun, Bagja masih harus memeriksa dua Pj kepala daerah lainnya yang juga dilaporkan.
Baca Juga: Dewas KPK Buka Peluang Konfrontasi Firli Bahuri dengan SYL Soal Pertemuan 'Jagung Rebus'
“Nanti saya cek dulu ya,” ujar Bagja.
Surat Pakta Integritas
Sebelumnya, KPK buka suara soal terkait beredarnya dokumen pakta integritas yang disebut-disebut ditemukan penyidik antirasuah saat penggeledahan yang menjaring Pj Bupati Sorong, Yan Piet Mosso dan kawan-kawan.
Berdasarkan dokumen yang beredar di kalangan jurnalis, Pakta integritas itu berisi lima komitmen Mosso sebagi Pj Bupati Sorong.
Salah satunya berbunyi, 'Siap mencari dukungan dan memberikan kontribusi suara pada Pilpres 2024, menimal sebesar 60 persen+1 untuk kemenangan Ganjar Pranowo sebagai Presiden Republik Indonesia di Kabupaten Sorong.'
Baca Juga: Ganjar Beri Skor 5 untuk Penegakan Hukum, TKN Prabowo-Gibran Singgung Nama Mahfud MD
Menanggapi hal itu, Ketua KPK Firli Bahuri belum dapat memastikan apakah hal itu benar ditemukan penyidik saat penggeledahan.