Suara.com - Sekrestaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto kembali merespons soal beredarnya dokumen pakta integritas Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso untuk memenangkan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo. Dia menegaskan mereka tidak melakukan hal tersebut.
"Nah nanti akan kita lihat, karena politik ini kan arus kebenaran, siapa yang melakukan manipulasi akan menuai sesuatu hal yang jauh lebih besar," kata kata Hasto di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023) dikutip Suara.com.
Hasto menyebut hal itu bagian dari penggiriangan opini untuk menutupi jejak.
"Karena berbagai penggiringan opini itu dilakukan untuk menutupi rekam jejaknya, sehingga nanti akan ada suatu dialegtika, yang benar adalah benar," ujarnya.
Sekjen PDIP ini memastikan, mereka sebagai pengusung Ganjar, tidak akan melakukan cara-cara demikian untuk menang pada pemilihan presiden mendatang.
"Oh, kami tidak, tadi dari Pak Arsjad (Ketua TPN Ganjar-Mahfud) juga menegaskan bahwa, no black campaign," katanya.
"Kami tidak mengenal model-model manipulasi. Drama dulu ada Ratna Sarumpaet. Dan ini kan muncul suatu drama-drama yang baru. Kami tidak pakar menjadi sutradara pemain penulis naskah semua sekaligus. Kami enggak punya pengalaman di situ," tegas Hasto.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara soal terkait beredarnya dokumen pakta integritas yang disebut-disebut ditemukan penyidik antirasuah saat penggeledahan terhadap Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso dan kawan-kawan yang terjaring OTT.
Berdasarkan dokumen yang beredar di kalangan jurnalis, Pakta integritas tersebut berisi lima komitmen Mosso sebagai Pj Bupati Sorong.
Baca Juga: Tak Ada Wajah Jokowi Di Baliho Ganjar-Mahfud, Begini Respons PDIP
Salah satunya berbunyi, 'Siap mencari dukungan dan memberikan kontribusi suara pada Pilpres 2024, minimal sebesar 60 persen+1 untuk kemenangan Ganjar Pranowo sebagai Presiden Republik Indonesia di Kabupaten Sorong.'
Menanggapi itu, Ketua KPK Firli Bahuri belum bisa memastikan kebenarannya terkait temuan penyidik saat penggeledahan beberapa waktu lalu.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah itu disita oleh KPK atau tidak karena saya belum tahu. Jadi saya kalau tidak tahu, saya katakan tidak tahu," kata Firli saat menggelar konferesnsi pers di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (14/11/2023).
Namun, Firli berjanji akan mencari tahu kebenarannya mengenai kemungkinan penyidik KPK yang menemukannnya.
"Tapi nanti akan saya cek, dari mana rekan-rekan dari mana, apakah ada di KPK atau tidak," katanya.
Ia mengatakan, hasil penyitaan dari penggeledahan tersebut yang akan dilihat oleh salah satu deputi di KPK.
"Nanti Pak Deputi yang bisa melihat dari hasil penggeledahan penyitaan yang dilakukan penyidikan KPK atas dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh PJ Bupati Sorong," sambungnya.