Suara.com - Survei Populi Center mendapati adanya penurunan elektabilitas PDIP dari 20,5 persen menjadi 18,1 persen menjelang Pemilu 2024. Kondisi tersebut akan diperparah dengan penilaian negatif publik terhadap PDIP saat ini.
Analis politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Arga Pribadi Imawan mengatakan penurunan masih bisa terjadi karena sikap ketidaktegasan PDIP.
Hal tersebut terjadi ketika putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres tetangga sebelah, Prabowo Subianto ketika masih berstatus sebagai kader.
Ketika mengetahui Gibran sudah bermanuver, PDIP tidak langsung memecatnya. Tetapi mengulur-ulur waktu dan menunggu Wali Kota Surakarta tersebut mengembalikan kartu tanda anggota (KTA).
"Jika kondisinya tetap seperti ini tentu saja elektabilitasnya akan menurun tapi menurunnya pun bukan disebabkan oleh lemahnya party id tapi disebabkan oleh ketidaktegasan PDIP," kata Arga saat dihubungi Suara.com, Kamis (16/11/2023).
Semisal, PDIP memperlihatkan ketegasannya terhadap manuver klan Jokowi, maka menurut Arga, elektabilitas partai bisa meningkat.
Lebih lanjut, Arga tidak menampik bahwa ada efek ekor jas dari sosok Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk elektabilitas Jokowi.
Meski begitu, pengaruhnya tidak terlalu besar karena PDIP sendiri dikenal sebagai partai besar dengan ideologi nasionalisme yang kuat.
"Jokowi unggul sedikit tapi PDIP tidak kalah jauh dari Jokowi," tuturnya.
Gibran Bisa Goyang PDIP