Suara.com - Elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia atau PSI mengalami peningkatan cukup signifikan setelah dinahkodai oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
Dalam hasil survei yang dilakukan Populi Center, PSI berhasil meninggalkan Perindo dan bersiap memasuki ambang batas parlemen dengan perolehan 2,6 persen.
Peneliti senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar menilai lonjakan elektabilitas PSI ini terjadi karena sosok Kaesang yang dianggap sebagai representasi anak muda.
"Itu diduga faktor Kaesang. Mereka paham persis karakter anak muda. PSI tahu karakternya," ujar Usep, Kamis (16/11/2023).
Usep menilai, generasi muda yang mendominasi Indonesia saat ini dengan usia di bawah 45 tahun ada sebanyak 52 persen. Mereka dinilai sudah bosan dengan gaya kampanye yang terlalu serius.
"Mereka (anak muda) tidak suka gaya politisi yang membosankan dan terlalu serius," ungkapnya.
Hal ini senada dengan gaya nyentrik Kaesang yang jauh dari kesan serius. Dalam beberapa kesempatan, Kaesang tampak membawa tas kecil dengan gantungan teddy bear besar yang cukup mencolok.
Gaya santai Kaesang saat bermanuver inilah yang dinilai lebih disukai oleh generasi muda kebanyakan.
Selain ketokohan Kaesang, melejitnya elektabilitas PSI juga disinyalir dari coattail effect Gibran yang menjadi pendamping Prabowo Subianto.
Baca Juga: Anies - Cak Imin Kuasai Suara Jakarta, Tapi Merosot Terus
"Ada perubahan signifikan setelah mendukung Prabowo - Gibran, lalu Kaesang jadi ketua, kemudian cara kampanye yang relatif sesuai dengan karakter anak muda," ungkapnya.