Suara.com - Isu dinasti politik yang selama ini berembus menjelang Pemilu, tepatnya setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, tidak berpengaruh kepada tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Hal tersebut tergambar dalam hasil survei yang dirilis Lembaga Polmatrix Indonesia. Dalam rilis hasil surveinya, lembaga tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo menjelang Pilpres 2024 mencapai 81,8 persen dari total responden.
Bahkan, 8,9 di antaranya merasa sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Survei Polmatrix Indonesia sendiri dilakukan pada periode 1 November hingga 7 November 2023 dengan jumlah responden 2.000 orang yang mewakili 34 provinsi.
"Kepuasan publik terhadap Jokowi yang sangat tinggi mencapai 81,8 persen menjadikan faktor Jokowi sangat berpengaruh dalam dinamika pilpres," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto seperti dikutip Antara, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga: Ramai Polemik Dinasti Politik, Pengamat: Buat Masyarakat Itu Biasa, Jadi Ramai karena Pilpres
Ia juga mengatakan tingginya angkat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi dan fakta bahwa putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres turut berpengaruh pada dinamika politik Tanah Air menjelang Pilpres 2024.
Dendik mengemukakan, survei tingkat kepuasaan publik terhadap Jokowi yang dilakukan lembaganya sejak awal 2023 selalu berada di atas 75 persen. Bahkan terus menanjak naik hingga tembus 80 persen lebih sejak Mei 2023.
"Pergerakan naiknya kepuasan sejalan dengan makin kencangnya langkah cawe-cawe Jokowi dalam pilpres. Puncaknya, terjadi ketegangan antara Jokowi dengan elite PDI Perjuangan di seputar Ketua Umum Megawati yang mengkritik keras majunya putra sulung Jokowi ke arena pilpres," ujar Dendik.
Untuk metode survei sendiri dilakukan secara acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, Pengamat Politik dari Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Haunan Fachry Rohilie mengemukakan, isu dinasti politik sejatinya menjadi hal yang jamak terjadi di Indonesia. Namun mendapat momentumnya saat Pilpres kali ini.
"Buat masyarakat, politik dinasti itu ya udah biasa, hanya jadi ramai karena sekarang di level Pilpres, plus nampak sekali ‘cawe’ jadi Jokowi," ujarnya.
Bahkan, ia menilai kemunculan isu dinasti politik lahir dari elite politik yang kemudian dikonstruksi menjadi persepsi publik.
"Opini politik dinasti ini kan kalau ditelusuri lahir dari elite, yang diharapkan bisa membangun persepsi publik agar narasi dinasti ini bisa menyerang pasangan Prabowo Subianto," ujarnya.