Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran, Hashim: Nggak Usah Banyak Drama Drakor, yang Penting Adu Gagasan dan Program

Rabu, 15 November 2023 | 18:45 WIB
Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran, Hashim: Nggak Usah Banyak Drama Drakor, yang Penting Adu Gagasan dan Program
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusomo. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo enggan mengomentari sambutan Ganjar Pranowo yang menyinggung 'drakor' di acara KPU RI, Selasa (14/11) malam.

Namun, Hashim lebih menanggapi sambutan Presiden Joko Widodo yang lebih dulu menggunakan istilah drakor untuk menggambarkan situasi politik tanah air yang penuh drama. Diketahui sambutan iti disampaikan Jokowi saat perayaan HUT ke-59.

"Ya drakor-drakor ya saya kira benar Pak Jokowi ya, saya kira kalau banyak drama lah, kalau drama drakor-drakor ini enggak usah," kata Hashim di Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).

Senada dengan Jokowi, adik dari Prabowo Subianto ini berpandangan memang ke depan yang perlu diutamakan adalah adu gagasan, bukan justru memperbanyak drama-drama politik.

"Yang penting kan pengaduan gagasan ya, program. Saya kira dagelan-dagelan kita enggak perlu lah. Itu tanggapan saya ya," kata Hashim.

Calon Presiden Ganjar Pranowo menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal adanya drakor di politik Indonesia saat ini.

Hal itu disampaikan Ganjar dalam acara pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat.

"Beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik publik," kata Ganjar, Selasa (14/11/2023).

Drama-drama politik yang dinilai mengecewakan disebut Ganjar seharusnya tidak terjadi. Dia menilai pihaknya mendengarkan banyak pihak yang kecewa dengan situasi politik saat ini.

Baca Juga: Hasto PDIP Bela Ganjar soal Pidato Singgung 'Drakor': Tugas Pemimpin Bukan Tutupi Suara Rakyat Lewat Pencitraan!

"Kami menangkap apa yang menjadi kegelisahan suasana kebatinan yang muncul di masyarakat, ada tokoh agama, ada guru-guru bangsa, ada seniman, ada budayawan, ada teman-teman jurnalis, para aktivis, mahasiswa, dan semuanya sedang menyuarakan kegelisahan," tutur Ganjar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI