Ditanya Dubes Jepang soal Pembatasan Ekspor, Prabowo: Kami Juga Berhak Maju

Selasa, 14 November 2023 | 16:04 WIB
Ditanya Dubes Jepang soal Pembatasan Ekspor, Prabowo: Kami Juga Berhak Maju
Ilustrasi Capres Prabowo Subianto. (Suara.com/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam sebuah acara Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Gedung CSIS, Prabowo Subianto mendapat pertanyaan oleh seorang Dubes Jepang untuk Indonesia. Kala itu sang dubes menanyakan mengenai kebijakan pembatasan ekspor bahan mentah kaya nikel yang sempat menuai kontroversi di organisasi perdagangan dunia.

"Pembatasan ekspor Indonesia terhadap bahan mentah seperti nikel, telah menjadi isu kontroversial di WTO selama beberapa waktu. Setelah terpilih, bagaimana anda menghidupkan kembali perdagangan bebas global dan juga bagaimana anda menyikapi kebijakan perdagangan dan kebijakan investasi?" tanya Kanasugi Kenji.

Hal itu pun lantas dijawab oleh Prabowo, kalau pada prinsipnya Indonesia memiliki kepentingan lain. Indonesia berharap bisa menjadi negara industri dan maju.

Agar ke depannya bisa berdampak pada meningkatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan rakyat. Mengingat selama ini rakyat selalu mendapatkan upah yang minimum.

Baca Juga: Video Jokowi Bantah Boneka Megawati Kembali Beredar: Orang yang Lama Mengikuti Saya, Tahu Siapa Jokowi

"Pada prinsipnya, kita perlu mempertahankan perdagangan bebas. Namun ada prinsip lain yang sangat penting bagi kami, yaitu prinsip kesetaraan, prinsip keadilan," ucap Prabowo.

"Jadi soal bahan mentah, kami merasa berhak untuk ingin maju seperti Jepang. Kami ingin menjadi negara industri. Kami ingin memproduksi barang-barang canggih," imbuhnya.

Tentu saja argumen ini memiliki tujuan untuk menghapuskan kemiskinan di tanah air. Ia sangat menyoroti rakyat yang hidup dengan pendapatan kurang dari 1 USD atau sekitar Rp15000 sehari.

"Kami juga ingin rakyat kami tidak mendapat upah minimum. Banyak orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari 2 USD sehari, bahkan ada yang kurang dari 1 USD sehari. Jadi kita harus memproduksi barang-barang industri. Kami harus mengolah sumber daya alam kami di Indonesia. Dan kami menyambut semua investor, tetapi kami ingin pabriknya ada di Indonesia. Putra dan putri kita membutuhkan pekerjaan," jelasnya.

"Kita butuh fair playing field , kita butuh kesempatan yang sama," tandas Prabowo.

Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran: Politik Banyak Drama, Mari Move On, Fokus Pemenangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI