TKN Prabowo-Gibran Curiga Pertemuan Gus Mus dan Tokoh Bangsa Dikendalikan Timses Capres Lain

Senin, 13 November 2023 | 16:17 WIB
TKN Prabowo-Gibran Curiga Pertemuan Gus Mus dan Tokoh Bangsa Dikendalikan Timses Capres Lain
Koordinator pertemuan, Alif Iman Nurlambang (kemeja putih) membeberkan isi pertemuan sederet tokoh bangsa dengan KH Ahmad Mustofa Bisri di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). (tangkap layar YouTube YouthTVIndonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah tokoh bangsa menemui KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023) untuk menyampaikan keluh kesah hati terkait situasi negara saat ini.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menghormati adanya perbedaan pandangan politik yang ada, tetapi ada satu kecurigaan yang tidak bisa ditutupi.

Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti.

Haris mencurigai pertemuan sederet tokoh bangsa itu merupakan strategi yang dilakukan oleh tim sukses capres lain.

Baca Juga: Gibran Jelaskan Foto Dirinya Dengan Sejumlah Anggota TNI Yang Disebar Goenawan Mohamad: Lah, Itu Sudah Lama Sekali

"Kami menghormati perbedaan pandangan politik yang disampaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat yang mengatasnamakan Majelis Permusyawaratan Rembang," kata Haris dalam keterangan tertulisnya dikutip Suara.com, Senin (13/11/2023).

"Namun, perlu dipahami pertemuan tersebut adalah bagian dari strategi kampanye politik pilpres yang diduga dikendalikan oleh tim sukses capres tertentu," sambungnya.

Komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti. [TKN Prabowo-Gibran]
Komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti. [TKN Prabowo-Gibran]

Kecurigaan Haris itu didasari oleh adanya informasi kalau salah satu tokoh bangsa yang ikut dalam pertemuan dengan Gus Mus itu menjadi salah satu anggota 'terselubung' timses capres tertentu.

Kemudian, Haris juga menyebut para tokoh bangsa yang menemui Gus Mus merupakan 'haters' Prabowo pada dua kali pilpres sebelumnya. Ia menerangkan, para tokoh tersebut terus melakukan cara untuk menjatuhkan kredibilitas Prabowo.

Ia melihat ada sejumlah tokoh yang pernah tampil menjadi tim kampanye di Pilpres 2023 dengan rekam jejak sebagai spesialis kampanye negatif.

Baca Juga: Gibran Respons Pidato Megawati Yang Singgung Pemilu Curang: Jika Ada Kecurangan, Laporkan Saja

"Mereka merekayasa narasi bertopeng moral dan nilai-nilai yang ditujukan semata untuk menjatuhkan nama baik Pak Prabowo dan Mas Gibran," terangnya.

Meski pun pernyataan para tokoh bangsa dinilainya bernada pesan moral, namun ia meyakini tendesinya kuat mengandung kepentingan politik demi Pilpres 2024.

Ia menuding, cara yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rembang itu model kampanye negatif untuk mendelegitimasi pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran.

Lebih lanjut, Haris menuding para tokoh bangsa itu menggunakan isu aturan batas usia capres-cawapres yang diputuskan oleh MK sebagai senjata.

"Seandainya Gibran tidak berpasangan dengan Prabowo, tapi berpasangan dengan Capres yang mereka usung, dipastikan beberapa dari tokoh masyarakat yang berkumpul di Rembang tersebut akan mendukung putusan MK tersebut," tuturnya.

Curhat Tokoh Bangsa

Istri mendiang Cak Nur, Omi Komariah Madjid meluapkan isi hatinya saat bertemu KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). (YouTube YouthTV Indonesia)
Istri mendiang Cak Nur, Omi Komariah Madjid meluapkan isi hatinya saat bertemu KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). (YouTube YouthTV Indonesia)

Omi Komariah Madjid meluapkan isi hatinya saat bertemu KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). Istri mendiang cendekiawan Nurcholish Madjid atau Cak Nur itu menangis ke Gus Mus karena tak kuasa melihat adanya nepotisme kekuasaan yang dipertontonkan di depan masyarakat.

Omi mengaku prihatian dengan kondisi tersebut. Sebabnya, tidak ada rasa malu atau pun salah yang dipikirkan oleh pelaku nepotisme kekuasaan.

"Sangat memperihatinkan sekali bahkan nepotisme kekuasaan, Anda lihat sendiri ditunjukan, dipertontonkan kepada kita semua secara terbuka tanpa rasa malu dan rasa salah sama sekali," kata Omi dalam konferensi pers dikutip Suara.com melalui YouTube YouthTV Indonesia, Minggu (12/11/2023).

"Itu yang tadi saya nangis ke Gus Mus," sambungnya.

Air mata Omi jatuh karena mengingat bagaimana bangsa Indonesia susah payah menumbangkan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) pada 1998. Reformasi menjadi bukti rakyat Indonesia memiliki tujuan baik demi kelangsungan negara.

Namun sayangnya, ia melihat semangat Reformasi itu tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh.

Seiring berjalannya waktu, KKN justru terus menjalar bahkan menggurita. Omi berpikir, negara itu menjadi wadah pengabdian untuk rakyat.

Tetapi, itu malah nihil karena tertutup dengan budaya KKN.

"Justru negara malah sudah diselewengkan jauh sebagai ajang korupsi, kolusi dan nepotisme," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI