Kegundahan Ganjar Dan Megawati Usai Putusan MKMK, PDIP Mulai Khawatir Hadapi Pemilu?

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 13 November 2023 | 05:35 WIB
Kegundahan Ganjar Dan Megawati Usai Putusan MKMK, PDIP Mulai Khawatir Hadapi Pemilu?
Capres Ganjar Pranowo bicara dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat rapat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2023). (Foto dok. PDIP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua hari terakhir, dua pentolan PDIP mengeluarkan unek-uneknya terkait Pemilu 2024 dan kontroversi putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia capres-cawapres. Keduanya adalah bacapres Ganjar Pranowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Baik Megawati maupun Ganjar, sejak ramai kontroversi putusan MK, keduanya tak banyak memberikan statemen tegas. Terutama Megawati, lama dia tak muncul di depan media.

Pernyataan terkait putusan MK hingga hasil keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) kebanyakan keluar dari mulut elite lain dari PDIP maupun partai koalisinya yakni PPP.

Namun dalam dua hari yakni Sabtu (11/11/2023) dan Minggu (12/11/2023), secara bergantian Ganjar dan Megawati mengeluarkan pernyataan khusus.

Lewat unggahan video di akun Instagramnya, Ganjar mengaku tercenung dan terusik dengan adanya dinamika putusan MK terkait batas usia capres-cawapres.

"Saya tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan hasil MKMK. Saya mencoba diam sejenak, saya merenungkan bangsa ini ke depan. Saya mencermati, kata demi kata, kalimat dari kalimat putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar Majelis Kehormatan MK. Dari situ saya semakin gelisah dan terusik," kata Ganjar seperti dikutip Suara.com.

Ia turut mempertanyakan, mengapa bisa pelanggaran etik berat bisa lolos dan terjadi di lembaga konstitusi?

"Mengapa sebuah keputusan dari sebuah proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada bentuk pertanggungjawabannya kepada rakyat secara hukum," tuturnya.

"Mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum masih dijadikan rujukan di dalam kita bernegara. Mengapa hukum tampak menyilaukan hingga menyakitkan mata, sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya," sambungnya.

Baca Juga: Survei Indikator Politik: Efek Gibran Bikin Basis Ganjar Beralih Dukung Prabowo

Ia mengaku berbicara sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang ingin dihancurkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI