Suara.com - Direktur Political Public and Policy Studies, Jerry Massie melihat gemuknya Koalisi Indonesia Maju bisa dimanfaatkan baik oleh pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apabila dimanfaatkan dengan baik, Prabowo-Gibran bisa memenangkan Pilpres 2024.
Jerry menuturkan, koalisi besar yang mendukung Prabowo-Gibran menjadi modal politik yang baik. Sebab, banyaknya partai politik yang mendukung membuat Prabowo bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.
“Prabowo punya koalisi parpol cukup besar, cukup gemuk. Itu bisa dimanfaatkan dengan baik,” kata Jerry melalui keterangannya dikutip Suara.com, Minggu (12/11/2023).
Prabowo-Gibran didukung oleh Partai Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, Gelora, PBB, PSI, Partai Prima dan Partai Garuda.
Baca Juga: Respons Gibran Soal Serangan Dan Nyinyiran Usai Putusan MK: Senyumin Saja
Bukan hanya didukung oleh koalisi gemuk, Prabowo juga memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai bakal capres.
Dua poin itu yang kemudian meyakini Jerry memperbesar peluang Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Elektabilitas Prabowo tinggi, entah satu putaran atau dua putaran tetap saja Prabowo akan tetap menang,” ucap Jerry.
Elektabilitas Prabowo-Gibran
Survei terbaru mengenai elektabilitas Prabowo-Gibran datang dari Indikator Politik Indonesia. Dalam survei terbarunya, elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 40,6 persen, Ganjar Pranowo 27,8 persen dan Anies Baswedan sebesar 23,7 persen.
Baca Juga: Survei Terbaru Indikator Politik: Elektabilitas Prabowo Dan Anies Menguat, Ganjar Menyusut
Sementara 7,9 persen belum menunjukkan pilihannya.
Sedangkan menurut hasil survei simulasi tiga pasangan, Prabowo-Gibran unggul dengan 39,7 persen, Ganjar-Mahfud 30 persen dan Anies-Muhaimin 24,4 persen.
Sekitar 5,9 persen belum menunjukkan pilihannya.
Prabowo-Gibran unggul di sebagian besar basis sosio demografi pemilih, terutama perempuan, generasi muda, pelajar, pendapatan tinggi, orang pedesaan di wilayah Banten, Jatim, Kalimantan, Sulawesi, basis Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat.
Survei tersebut dilakukan pada rentan 27 Oktober 2023 hingga 1 November 2023. Survei dilakukan secara tatap muka dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden yang tersebar di 38 provinsi.
Margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.