Survei Terbaru: Elektabilitas Partai Gerindra Salip PDIP!

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 09 November 2023 | 10:48 WIB
Survei Terbaru: Elektabilitas Partai Gerindra Salip PDIP!
Partai politik peserta Pemilu 2024. (ANTARA/Ilustrator/Kliwon)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan Partai Gerindra kini unggul dengan elektabilitas mencapai 16,7 persen, terpaut tipis dari PDIP dengan elektabilitas 16,3 persen. Hal itu berkat coattail effect (kecenderungan seorang pemimpin partai politik populer untuk menarik suara kandidat lain) Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (bacapres).

Gerindra menikmati coattail effect dari pencapresan Prabowo, hingga akhirnya berhasil menyalip PDIP dan berada pada posisi unggul,” kata Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Dia menjelaskan, korelasi antara pencapresan dengan dukungan terhadap partai pengusung memperlihatkan bekerjanya coattail effect.

Seiring dengan merosotnya kekuatan PDIP dan Ganjar Pranowo yang diusung sebagai bacapres, terjadi pergeseran arah dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap para bacapres.

Jokowi tampak membagi dukungan, sebelumnya condong kepada Ganjar, kemudian beralih meng-endorse Prabowo. Hasilnya elektabilitas Prabowo bergerak naik, diikuti pula dengan kenaikan elektabilitas Gerindra sebagai pengusung utamanya.

Menurut Vivin, rivalitas antara PDIP dan Gerindra menarik untuk dicermati terutama jelang tahun politik 2024.

"Meskipun Prabowo dan Gerindra menjadi lawan politik Jokowi dan PDIP pada dua pemilu, tetapi keduanya pernah memiliki sejarah persekutuan yang erat dan kini sama-sama memerintah," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

PDIP yang berpengalaman sebagai oposisi selama dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pernah sama-sama mengajukan pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2009, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo mengalami kekalahan dalam Pilpres tersebut.

Jalinan koalisi PDIP dan Gerindra pula yang menghadirkan Jokowi di pentas politik nasional, ketika mantan wali kota Solo itu diboyong untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012 silam. Namun seiring gesekan yang muncul, kedua kekuatan politik itu kemudian mengambil jalan berseberangan.

Baca Juga: Hasto PDIP Bantah Politik Drakor Yang Dibilang Jokowi: Bukan Drama Korea, Tapi...

Setelah pertarungan pada Pemilu 2014 dan 2019, Prabowo kemudian memutuskan bergabung dalam pemerintahan Jokowi periode kedua. Gerindra pun berbalik posisi, dari oposisi terhadap pemerintah kini menjadi barisan pendukung kuat pemerintahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI