Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto angkat bicara menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyampaikan pentingnya mengedepankan demokrasi yang membangun. Jokowi melihat pertarungan politik dewasa ini yang lebih mengedepankan perasaan atau dramanya bukan gagasan.
Hasto mengatakan, politik bukan lah drama, melainkan keluar dari cerminan mata hati, akal sehat hingga nurani.
"Politik ini memang bukan drama, politik ini kesungguhan, politik ini dedikasi, politik ini komitmen terhadap masa depan, tetapi politik ini harus keluar dari cerminan mata hati dari akal sehat dan nurani," kata Hasto ditemui di Gedung High End MNC, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).
Ia lantas menyinggung adanya akal sehat yang dilanggar dengan hukum direkayasa, ditandai dengan dinamikan yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Juga: Anies Kritik Politik Luar Negeri Jokowi Transaksional: Mengejar Kepentingan Sempit
"Jadi kalau akal sehat dilanggar ketika hukum direkayasa MK dikebiri ya munculah suatu gerakan untuk meluruskan itu," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, adanya putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terhadap Anwar Usman yang dinyatakan melakukan pelanggaran berat atas putusannya soal batas usia capres-cawapres, adalah sebuah kemenangan.
"Apa yang diputuskan oleh MKMK itu menunjukkan kemenangan nurani. Itu menunjukkan kemenangan dari kekuatan kebenaran," tuturnya.
"Sehingga berbagai rekayasa hukum bisa dipatahkan oleh kekuatan-kekuatan pro demokrasi yang memang tidak ingin MK sebagai benteng konstitusi dan demokrasi dikebiri, demokrasi mati. Jadi ini adalah suatu kemenangan moral sebagai langkah yang positif untuk mengawal demokrasi di negeri ini," sambungnya.
Pernyataan Jokowi
Baca Juga: Geram Lihat Bobby Nasution Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Hasto PDIP Minta Menantu Jokowi Hengkang
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya mengedepankan demorkasi yang membangun. Hal itu ia tekankan melihat pertarungan politik dewasa ini yang lebih mengedepankan perasaan bukan gagasan.
Menurut Jokowi, saat ini lebih mirip seperti sinteron lantaran lebih banyak dramanyanya ketimbang menyajikan adu gagasan.
"Karena saya melihat akhir-akhir ini, yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat," kata Jokowi dalam pidatonya di HUT ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (6/11).
Jokowi menegaskan semestinya yang terjadi saat ini sejarusnya pertarungan gagasan dan pertarungan ide.
"Bukan pertarungan perasaan," ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan apabila yang terjadi adalah pertarungan perasaan maka akan repot.
"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita. Tidak usah saya teruskan karena nanti ke mana-mana," kata dia.
Jokowi lantas mengingatkan kepada siapapun annti yang menang maupun yang kalah.
"Dan ingat, mulai dari sekarang, yang kita pegang betul nanti jika menang jangan jumawa. Jika kalah juga jangan murka," tutur Jokowi.