Suara.com - Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, menyinggung soal pentingnya industrialisasi. Dalam kesempatan itu, ia menyinggung lesunya industri terutama dalam komoditas karet.
Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2023).
Awalnya Ganjar menjelaskan soal gagasannya mengenai current economy menuju ekonomi baru di Indonesia. Current economy yang dimaksud Ganjar itu memiliki dua masalah yakni infrastruktur dan industri.
"Berikutnya, maka kalau kita melihat, dari sisi industrinya, bapak ibu yang saya hormati, ada top three dari komoditas, mulai dari bahan bakar, dari mineral kita yang cukup besar nilainya, lalu ada biji mineral kita cukup besar, dan karet. Kebun karet ini lagi agak tenggelam," kata Ganjar.
Baca Juga: Saat Ganjar Pranowo Sopiri Susi Pudjiastuti Di Pangandaran, Begini Momennya
Ia menceritakan bagaimana kasus yang terjadi di Palembang dan Lampung, di mana ia sempat menerima keluhan dari para petani di sana.
"Kemarin saya dari Palembang, dari Lampung, mereka bercerita, pak tolong kami pak, karet kami harganya hancur, sudah pupuknya mahal, obat-obatannya mahal dan kemudian tertuduhnya adalah pemerintah," tuturnya.
Tak hanya karet, kata dia, dirinya banyak menerima keluhan soal permasalahan harga sawit.
"Mereka menyampaikan tolonglah kami, kejadian serupa beberapa waktu sebelumnya terjadi di sawit, dengan buah sawit itu, harga buah segarnya terpuruk sampai Rp 500 perak, sekarang sudah naik jadi 2.000 sudah cukup bisa menolong," ujarnya.
Untuk itu, ia mengingatkan kembali soal pentingnya industrialisasi bisa dilakukan dari hasil-hasil pertanian.
Baca Juga: TPN Ganjar-Mahfud: Seharusnya Anwar Usman Diberhentikan Sebagai Hakim MK
"Dan tentu saja proses industrialisasi yang bisa kita lakukan mulai dari besi baja, contoh tadi minyak sawit, kimia dasar yang bersumber dari hasil pertanian, dengan nilai-nilai yang saya tuliskan di sana. Sampai kemudian setelah dari komoditas, yang ada masuk pada industrialisasi adalah komersialisasi," pungkasnya.