Suara.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan bakal netral apabila nantinya dilantik menjadi Panglima TNI. Ia juga mengklaim tak bakal ada intervensi dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Agus ketika ditanya soal kedekatannya dengan Jokowi. Majunya Agus sebagai calon tunggal Panglima TNI dinilai oleh sebagian pihak karena ada campur tangan Jokowi.
Bagaimana tidak, Agus pernah menjabat sebagai Dandim 0735/Surakarta periode 2009-2011.
Itu bersamaan dengan Jokowi yang tengah menjadi Wali Kota Solo.
Baca Juga: Panglima TNI Ultimatum Prajurit Tak Netral di Pemilu 2024: Ada Penindakan Hukum!
Awalnya, Agus membantah memiliki kedekatan khusus dengan orang nomor satu di RI tersebut.
"Nggak ada lah, nggak ada. Saya sama siapa pun deket kok," kata Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Menjawab segala tudingan, Agus menekankan sebagai perwira aktif, dirinya mengedepankan netralitas, sebagaimana aturan yang ada.
"Yang jelas kita punya koridor, ya, netralitas. Jadi yang pertama Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, di situ memang sudah di Pasal 39. Klausalnya itu bahwa TNI tidak boleh berpolitik," kata Agus.
"Kemudian juga Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, di situ disampaikan bahwa apabila TNI aktif berpolitik akan dikenakan sanksi pidana dan tindak disiplin, itu saja koridor yang akan kita lakukan," sambungnya.
Baca Juga: Profil Agus Subiyanto: Pendidikan, Karier dan Harta Kekayaan Calon Panglima TNI
Sebelumnya, kedekatan Agus dengan Jokowi sempat disinggung dalam rapat kerja antara Komisi I dengan Panglima TNI beserta KSAD, KSAL, dan KSAU. Sorotan itu disampaikan anggota Komisi I dari Fraksi PKS, Sukamta.
Sukamta menyampaikan dirinya sempat mendapat pertanyaan dari media perihal kedekatan Agus dan Jokowi.
"Waktu Pak Jenderal Agus masih Wakasad menjelang dilantik menjadi KSAD, banyak teman-teman media menanyakan ke saya, menekankan banget, mempertanyakan, kira-kira pak calon KSAD sebagai orang yang dekat dengan presiden dan punya TNI, punya calon presiden, kira-kira apakah tidak berbahaya bagi NKRI? Itu pertanyaan media," tutur Sukamta.
Sukamta lantas menjawab pertanyaan tersebut.
Ia yakin TNI masih mengutamakan netralitas dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Saya menjawab, NKRI ini terlalu besar, harganya terlalu mahal kalau TNI itu bermain di dalam politik praktis seperti ini, dan saya yakin sekali TNI sudah sangat dewasa untuk mengambil sikap, sehingga saya percaya kedekatan-kedekatan personal maupun kelembagaan dengan person tertentu itu tidak akan membuat TNI bermain-main dalam urusan menjaga NKRI," kata Sukamta.