Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan responden. Margin of error survei berada pada +- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda menjelaskan dalam simulasi Prabowo lawan Anies, Prabowo unggul dengan selisih sekitar 22,9 persen. Sementara itu, Ganjar Pranowo unggul dibandingkan Anies dalam simulasi Ganjar vs Anies dengan selisih sekitar 16,8 persen.
"Meski survei menanyakan dua kandidat, yang menarik adalah Prabowo Subianto unggul. Bahkan, jika dua putaran terjadi, Prabowo unggul 51,2 persen. Jika menggunakan syarat treshold pemilu 50 persen plus 1," ujar Hanta dalam konferensi pers pada Sabtu (7/10).
"Itu sudah mayoritas ya. Prabowo 51,2 persen, Anies Baswedan 28,3 persen," imbuh Hanta.
Menurutnya, simulasi head to head Prabowo Vs Ganjar ini menarik. Pasalnya, Prabowo kembali unggul atas Ganjar dengan selisih 6,3 persen.
Hanta menjelaskan salah satu faktor yang membuat Prabowo bisa unggul atas Ganjar, yakni pemilih Anies Baswedan yang beralih mendukung Prabowo.
"Lalu kita hadapkan capres kuat, Prabowo dan Ganjar jika kita hadapkan praktis jaraknya melebar di luar margin, di luar 2,9 persen. Prabowo unggul di angka 46,1 persen; kemudian Ganjar 39,8 persen, yang jawab nggak tahu 13,1 persen," jelas Hanta.
Hal itu tampak dari perbedaan jumlah responden yang tidak menjawab dalam simulasi head to head Prabowo Vs Anies dan Prabowo Vs Ganjar.
Dalam simulasi head to head Prabowo Vs Anies, responden yang menjawab sebanyak 20,5 persen. Sementara itu, dalam simulasi Prabowo Vs Ganjar menjadi 14,1 persen.
Baca Juga: Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Resmi Terbentuk, Habib Luthfi hingga Ridwan Kamil Terlibat
"Jika kita pasangkan di head to head yang ada Anies (orang yang jawab) TT (tidak tahu) itu 20 persen. Hal penting adalah ada perpindahan pemilih Anies yang masuk ke Prabowo yang menyebabkan angka kedua capres melebar di luar margin unggul Prabowo. Itu poin penting survei ini," tuturnya.