Minta Jokowi Netral di Pilpres 2024, TPN Ganjar-Mahfud Singgung Kasus Pencopotan Baliho hingga Video Viral Wamendes

Jum'at, 03 November 2023 | 15:01 WIB
Minta Jokowi Netral di Pilpres 2024, TPN Ganjar-Mahfud Singgung Kasus Pencopotan Baliho hingga Video Viral Wamendes
Todung Mulya Lubis. (suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deputi Bidang Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, mengatakan, pihaknya mencermati kecenderungan aparat pemerintah yang tidak netral menjelang Pemilu 2024.

Terlebih dengan adanya peristiwa penurunan baliho dan spanduk Ganjar-Mahfud serta PDI Perjuangan (PDIP) di Bali beberapa waktu lalu.

"Kami memperingatkan aparat pemerintah untuk taat terhadap perintah UU Pemilu. Karena pejabat negara hingga aparatur sipil negara (ASN) dilarang berkampanye untuk salah satu kontestan Pemilu. Artinya pejabat negara hingga ASN harus netral," kata Todung kepada wartawan, Jumat (3/11/2023).

Ia mengatakan, di samping UU Pemilu, ada 2 UU lainnya yakni UU ASN dan UU Pilkada yang mengatur netralitas ASN dalam Pemilu. Sanksinya pun diatur tegas terhadap ASN yang terbukti tidak netral mulai dari ringan, sedang, berat hingga pidana.

"Berdasarkan itu, kami tidak akan segan-segan melaporkan pejabat negara dan ASN yang tidak netral dalam Pemilu kali ini," ungkapnya.

Presiden Jokowi berpesan kepada seluruh ASN, termasuk aparat TNI-Polri menjelang Pemilu 2024.
Presiden Jokowi berpesan kepada seluruh ASN, termasuk aparat TNI-Polri menjelang Pemilu 2024.

Terkait pejabat, kata dia, jika ingin terlibat dalam Pilpres, sesuai aturan pejabat negara tersebut harus mengajukan cuti terlebih dulu. Jika tidak, maka sesungguhnya pejabat negara itu sudah melanggar UU Pemilu.

"Beberapa waktu lalu viral video seorang wakil menteri yang kampanye untuk memilih kontestan tertentu di Pilpres. Saya kira sangat tidak etis seorang pejabat negara yang sedang tidak cuti menggunakan fasilitas negara kampanyekan kandidat tertentu. Harusnya ada sanksi tegas dari Bawasku soal ini," ujarnya.

Berdasarkan kejadian itu, kata Todung, diperlukan ketegasan dari seorang Presiden Joko Widodo untuk memerintahkan seluruh aparatur pemerintah dari pusat hingga daerah untuk bersikap netral di Pilpres 2024.

Menurutnya, tidak bisa sekadar pernyataan di mulut tapi harus diikuti dengan tindakan.

Baca Juga: Jokowi Mau Sulap Rumput Laut Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

"Kejadian-kejadian ini sungguh mengkhawatirkan. Saya merasa kayak kembali ke masa Orde Baru. Hal-hal begini sudah tidak boleh lagi terjadi di era demokrasi. Kita berharap Presiden Jokowi harus serius merespons hal ini karena bisa berbahaya dan menimbukan ketidakstabilan politik," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI