Ia mengemukakan, makan siang di Istana Negara bersama tiga capres, merupakan langkah antisipasi untuk menstabilkan tensi politik yang biasanya akan meningkat menjelang pemilu.
"Di dua pemilu sebelumnya sangat panas, sangat membuat polarisasi yang kuat di masyarakat, sehingga dengan adanya pertemuan presiden dengan bakal calon presiden kemarin itu bisa membuat tensi di masyarakat cukup merendah," ujarnya.
"Dengan adanya makan siang kemarin itu memperlihatkan bahwa ketiga bakal calon presiden tersebut memiliki komitmen kebangsaan yang kuat agar tidak menjalankan atau memainkan pertarungan yang tidak sehat nantinya, walaupun kita tidak tahu ke depannya."
Senada dengan Arfianto, pengamat politik Ahmad Khoirul Umam juga menilai positif agenda makan siang yang dilakukan Jokowi bersama tiga capres tersebut. Ia menilai hal tersebut merupakan langkah untuk mengokohkan pondasi politik serta rekonsiliasi jelang Pemilu 2024.
"Dengan mengumpulkan para capres, Jokowi hendak mengesankan dirinya seolah bisa netral dan berdiri tegak di atas tiga capres yang berlaga," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/10/2023).
Ia mengemukakan, langkah tersebut sekaligus mencegah terjadi pembelahan dan benturan saat kontestasi politik di tahun depan
"Agar tidak ada pembelahan dan benturan mendasar dalam proses kontestasi ke depan," ujarnya.