Suara.com - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo tidak mau larut dalam kesedihan buntut ditinggal oleh Joko Widodo dan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka. Gibran kekinian merupakan cawapres dari Prabowo Subianto.
Ganjar menegaskan partai berlambang banteng dengan moncong putih itu tidak boleh cengeng.
“Kesedihan itu pasti ada, tapi kami enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng! Bateng ketaton itu langsung bergerak! Gitu,” kata Ganjar, di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan peristiwa sangat berat pernah dialami oleh PDI Perjuangan, yakni peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli (Kudatuli).
Baca Juga: Membedah 3 Isu yang Tak Boleh Dibahas Kiky Saputri Saat Roasting Ganjar, Kenapa?
Saat kerusuhan itu, anggota PDI massa pendukung Soejadi (Ketua Umum versi kongres PDI di Medan) mencoba mengambilalih secara paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58 yang saat itu dikuasi oleh massa pendukung Megawati Soekarnoputri.
“Kami tidak dalam romantisme kesedihan, tapi kami harus berjuang, PDI Perjuangan itu waktu PDI juga dihajar habis-habisan, dibakar itu, bahkan ada yang mati,” kata Ganjar.
“Jangan lupa dengan Kudatuli lho ya, dan kami fight terus, kami enggak cengeng dengan segala yang terjadi,” kata Ganjar.
Ganjar secara pribadi tetap menghormati keputusan yang telah dibuat oleh Jokowi dan Gibran. Meski dianggap membelot dari keputusan partai yang diketuai Megawati, Ganjar menghormati keputusan politik mereka.
“Sampai detik ini saya tetap menghormati Pak Jokowi saya menghormati Mas Gibran sebagai pilihan politik,” tandasnya.
Baca Juga: Ganjar Larang Kiky Saputri Roasting Keluarganya, tapi Santai saat Keluarga Jokowi Kena Sentil
PDIP Sedih
Sebelumnya, PDI Perjuangan berbicara mengenai Presiden Joko Widodo yang dianggap telah meninggalkan partai berlambang banteng. Padahal, menurut PDIP, pihaknya sudah memberikan privilese kepada orang nomor satu di Indonesia itu.
Melalui keterangan tertulis, mulanya Hasto menyampaikan tentang suasana di internal PDIP.
Ia berujar PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.
“Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," kata Hasto, Minggu (29/10/2023).