Suara.com - Spanduk bertuliskan "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" lengkap dengan gambar Petruk tengah beredar di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng). Tak sedikit orang yang bertanya-tanya mengenai apa arti "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" ini.
Diketahui, spanduk bertuliskan pepatah Jawa itu beredar setelah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, secara resmi mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) mendampingi Prabowo Subianto serta ketidakpastian status kadernya di Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDI-P).
Diduga beredarnya spanduk itu di Solo ditujukan untuk Gibran sekaligus sindiran kepada Jokowi yang identik dengan salah satu tokoh punawakan, Petruk. Namun, setelah dikonfirmasi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy membantah jika spanduk-spanduk itu dibuat oleh PDI-P.
FX Rudy juga menegaskan bahwa apabila pihaknya sebelum adanya spanduk-spanduk yang terpasang di Kota Solo, sudah mendapatkan informasinya jika spanduk itu juga terpasang di beberapa wilayah Soloraya.
Baca Juga: Bantah Spanduk Sindiran untuk Gibran Ulah PDIP, FX Rudy: Kita Nggak Pernah Jelek-Jelekkan Orang
Tak sampai di situ, pihaknya juga telah mengintruksikan kepada seluruh Kader PDI-P khususnya di Soloraya hingga Relawan untuk tidak memasang spanduk maupun alat peraga lainnya, yang mengandung unsur kebencian terhadap satu orang atau golongan.
Lantas apa sih arti "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane"? Untuk mengetahuinya, simak ulasan berikut ini.
Arti "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane"
Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane merupakan sebuah pepatah dari Jawa . Pepatah itu memiliki arti orang Jawa yang sekarang sudah tidak memiliki jati diri sebagai orang Jawa. Seperti halus dan sopan merupakan suatu sikap yang melekat di diri orang Jawa itu sendiri.
Sikap halus dan sopan tercermin saat orang berbicara dan juga bersikap dengan orang lain. Orang Jawa di zaman dahulu jika berbicara menggunakan tutur kata yang halus dan penuh tata krama. Kebanyakan dari mereka berkomunikasi dengan yang lain menggunakan bahasa Jawa sesuai unggah-ungguhnya.
Baca Juga: Ribuan Spanduk Persiapan Pemilu di Batam Melanggar, Paling Banyak Ganggu Ruang Terbuka Hijau
Diketahui, bahasa Jawa adalah bahasa ibu suku Jawa khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa, masing-masing memiliki keunikan sendiri ketika berbicara. Atau yang dikenal dengan sebutan logat. Menurut KBBI logat adalah cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk lidah yang khas.
Nah, meskipun sama-sama menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi, tak jarang orang akan salah paham ketika mengartikan nada atau loga berbicara. Namun, hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi masyarakat Jawa. Sehingga penggunaan bahasa Jawa harus terus dilestarikan.
Sebab, seiring berkembangnya zaman tak sedikit anak muda malu apabila mengucapkan atau berbicara menggunakan bahasa Jawa dengan logat dari daerahnya. Banyak anak muda yang pada akhirnya lebih memilih berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, dan lama kelamaan akan lupa dengan bahasa daerahnya.
Tak sebatas penggunaan bahasa Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari saja, istilah "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" juga dikaitkan dengan sikap lemah lembut. Sebab selama ini orang Jawa dikenal akan kelemah lembutan dan sopan santunnya.
Sehingga tidak pas apabilan orang Jawa bersikap kasar dan semaunya sendiri. Apalagi jika bersikap arogan kepada orang lain. Hal itu tentu akan membuat identitas sebagai orang Jawa menjadi tercoreng.
Oleh karena itu, sebagai orang Jawa sudah seharusnya kita selalu menerapkan pepatah "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam bertutur kata maupun bersikap. Ini dilakukan supaya identitas orang Jawa tidak menjadi buruk di mata orang lain.
Demikian tadi ulasan tentang apa arti "Dadi Wong Jowo Ojo Lali Jawane" yang tertulis di spanduk petruk yang viral di Solo. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari