Mantan Hakim Buka-bukaan! Sebut Batas Usia Capres-cawapres Bukan Urusan Mahkamah Konstitusi

Sabtu, 28 Oktober 2023 | 16:14 WIB
Mantan Hakim Buka-bukaan! Sebut Batas Usia Capres-cawapres Bukan Urusan Mahkamah Konstitusi
Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) I Dewa Gede Palguna. (Suara.com/M. Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) I Dewa Gede Palguna ikut buka suara terkait putusan MK mengenai gugatan batas usia capres-cawapres. Ia menyebut, soal batas usia capres-cawapres itu bukan menjadi ranah MK.

“Persoalan batas umur itu seharusnya menjadi legal policy Undang-Undang dan Mahkamah Konstitusi tidak masuk ke sana,” kata Palguna dikutip dalam Seminar Eksaminasi Publik Putusan Mahkamah Konstisusi melalui kanal Youtube Pusat Kajian Konstitusi, Demokrasi dan HAM dikutip Sabtu (28/10/2023).

Palguna menegaskan, batas usia capres-cawapres itu merupakan ranah dari pembentuk undang-undang. Dengan demikian, ia menilai tak ada dasarnya MK kemudian memutuskan soal batas usia capres-cawapres.

“Tidak ada dasar yang mengatakan bahwa penetapan umur pada seseorang menduduki jabatan tertentu, baik jabatan politik maupun non politik itu urusan konstitusional, jadi tidak ada dasarnya,” terangnya.

Baca Juga: Perindo Curiga Jokowi Jadi Biang di Balik Putusan MK Demi Gibran Maju Cawapres

Apabila kemudian ada permohonan soal batas usia capres-cawapres yang diajukan, maka MK semestinya memperhatikan betul dari hak permohhonan itu sendiri.

“Hak itu secara faktual dirugikan atau secara penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi, kemudian ada hubungan kausalitas antar keduanya dan apabila permohonan itu dikabulkan, maka kerugian itu tidak akan terjadi,” tegas Palguna.

Suasana jalannya sidang penetapan batas usia Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (16/10/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Suasana jalannya sidang penetapan batas usia Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (16/10/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Atas dasar tersebut kemudian, menurut Palguna, MK baru menerima atau menolak standing yang diajukan oleh pemohon.

“Nah, ini yang tidak terlihat dalam putusan tersebut,” lanjut Palguna.

Dari sekian banyak permohonan, MK mengabulkan sebagian atas permohonan judicial review terkait batas usia capres-cawapres.

Baca Juga: Pakai Baju Hitam Sendiri di Acara Partai, Basarah PDIP: Gambarkan Suasana Duka Demokrasi Indonesia

Permohonan itu diajukan oleh mahasiswa Universitas Surakarta, Almas Tsaqibbirru Re A. Dalam permohonannya, ia mengaku merupakan penggemar dari Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.

Dengan berbagai pertimbangan yang ada, akhirnya MK memutuskan tidak menurunkan usia minimal capres-cawapres dari 40 tahun. Akan tetapi, MK memberikan pengecualian yakni memperbolehkan bagi seseorang yang sudah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah melalui pemilihan umum.

Putusan MK itu lantas menimbulkan kontroversial karena dianggap sebagai akal bulus memajukan Gibran sebagai cawapres.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI