Suara.com - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menganggap perseteruan hingga menyebabkan hubungan menjadi panas dingin antara Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo tidak terjadi atas dasar sikap Ketua Umum PDIP tersebut kepada Jokowi.
Belakangan menjadi perbincangan tentang sosok Megawati yang dinilai kerap merendahkan Presiden RI Jokowi dengan sebutan petugas partai. Tetapi menurut Jamiluddin, bukan itu yang menjadi sebab perseteruan di antara keduanya.
Jamiluddin mengatakan perseteruan Jokowi dan Megawati lebih disebabkan karena keduanya memiliki kepentingan yang berbeda.
Menurutnya, Jokowi punya kepentingan untuk mengamankan diri pascalengser menjabat sebagai presiden pada Oktober 2024. Kepentingan Jokowi itu, lanjut dia, tentu berkaitan juga dengan keluarga dan kroni-kroni Jokowi.
Baca Juga: Beredar Video Megawati Tepis Tangan Jokowi, Grace Natalie Geram: Beliau Ibu Kita..
Hal itu yang membuat Jokowi yang notabene sebagai kader PDIP justru terlihat condong mendukung pencapresan Prabowo Subianto, ketimbang Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDIP.
"Untuk itu, Jokowi tampaknya tidak yakin Ganjar Pranowo dapat mengamankan kepentingannya. Ganjar bisa jadi dinilai Jokowi akan lebih loyal kepada Megawati bila nantinya terpilih menjadi presiden," kata Jamiluddin, Jumat (27/10/2023).
"Karena itu, Jokowi mencari capres yang lebih diyakininya dapat mengamankan kepentingannya. Untuk itu, Jokowi tampaknya lebih memilih Prabowo Subianto," sambungnya.
Condongnya Jokowi mendukung Prabowo dipertegas dengan langkah putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang resmi menjadi cawapres untuk Ketua Umum Gerindra tersebut.
Jamiluddin menilai, Jokowi yang kemudian turut andil untuk menyodorkan nama Gibran sebagai cawapres Prabowo. Hal itu tidak terlepas untuk lebih memperkuat keyakinannya kepada Prabowo.
"Untuk memperkuat keyakinannya itu, Jokowi tampaknya menyodorkan anaknya Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapres. Keinginan Jokowi itu dipenuhi Prabowo. Hal ini kiranya yang lebih meyakinkan Jokowi terhadap Prabowo," kata Jamiluddin.
Berdasarkan hak itu, Jamiluddin mempertegas penilaiannya bahwa perseteruan Jokowi dengan Megawati memang terkait dengan pemilihan capres yang akan diusung.
Menurutnya indikasi perbedaan dukungan capres antara Jokowi san Megawati audha tampak usai PDIP resmi mendeklarasikan Ganjar. Sejak pendeklarasian tersebut, Jokowi juatru lebih sering terlihat bersama Prabowo, hingga kemudian gambar Jokowi dan Prabowo banyak dipasang di baliho.
"Jadi, perseteruan Jokowi dan Megawati kiranya bukan karena dendam. Bukan pula karena selama ini Jokowi dinilai kerap direndahkan," kata Jamiluddin.