Suara.com - Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tetap memantau dinamika jelang Pilpres 2024 meski masih menjalani pemulihan di rumah sakit di Singapura. Salah satu yang paling ia soroti ialah soal majunya Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi bakal capres Prabowo Subianto.
Luhut mengetahui formula pasangan Prabowo dan Gibran disambut positif oleh khalayak. Namun ia tidak memungkiri banyak pihak yang masih meragukan pasangan capres-cawapres tersebut.
Kendati demikian, ia masih menganggap hal tersebut lumrah terjadi di negara demokrasi di mana pendapat masyarakatnya pasti berbeda-beda.
"Namun, saya berharap agar setiap perbedaan pendapat sebaiknya bisa disampaikan dengan penuh adab, jauh dari caci maki dan ujaran fitnah yang tak berdasar," terang Luhut dikutip Suara.com, Kamis (26/10/2023).
Baca Juga: Prabowo-Gibran Jalani Tes Kesehatan hingga 10 Jam, Selvi Ananda Setia Mendampingi
Luhut kemudian memberikan pandangannya usai melihat Prabowo dan Gibran resmi diumumkan menjadi capres-cawapres. Menurut dia, kedua orang tersebut tergambar sebagai simbiosis antara kebijaksanaan dan energi baru yang terpadu dengan sempurna.
"Negeri kita, yang kaya bukan hanya dari sumber daya alam tetapi juga dari potensi besar generasinya, membutuhkan sinergi antara kebijaksanaan dari pengalaman dan inovasi generasi muda," ujarnya.
Lebih lanjut, ia kembali memerhatikan sosok Gibran yang dihujani keraguan karena dianggap minim pengalaman untuk memimpin negara.
Sosok Gibran mengingatkannya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi pertama kali terjun ke percaturan politik Indonesia. Sebelum berhasil mencapai kursi presiden, Jokowi juga tampak diragukan oleh publik.
Namun seiring berjalannya waktu, Kepala Negara mulai diperhitungkan sebagai tokoh yang mumpuni.
Baca Juga: Transformasi Prabowo Subianto Saat Masih Jadi TNI, Apa Iya se-Gemoy Itu?
"Memenangkan dua kali pemilihan presiden di Indonesia tidaklah sederhana, apalagi mash memiliki 80 persen lebih "approval rate" di setahun terakhir masa jabatannya," ungkapnya.
Karena itu, ia memahami adanya keraguan publik terhadap Gibran. Namun Luhut meyakini kalau Prabowo dan Gibran memiliki niat tulus untuk negara.
"Namun, kita harus selalu mengingat bahwa setiap langkah yang diambil oleh keduanya, saya yakini memiliki niat tulus untuk mewujudkan visi Indonesia Maju," terangnya.
"Dalam jejak sejarah kita, persatuan dan kolaborasi telah terbukti sebagai kunci kemajuan bangsa. Hal ini pula yang saya lihat dari pasangan Prabowo-Gibran: simbol harapan untuk Indonesia Maju, sebuah sinergi antara persatuan dan percepatan untuk meneruskan pembangunan berkelanjutan yang sedang kita persiapkan saat ini."
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.