Melihat Tiga Kandidat Capres dan Wakilnya dari Kaca Mata Tiga Orang Ojol

Rabu, 25 Oktober 2023 | 05:00 WIB
Melihat Tiga Kandidat Capres dan Wakilnya dari Kaca Mata Tiga Orang Ojol
Ilustrasi driver ojek online bicara soal Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga pasang Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden hampir dipastikan bakal bertarung dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Mereka adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Isu Pilpres ini dipastikan akan menjadi "buah bibir" masyarakat berbagai lapisan, tak terkecuali kalangan ojek online alias ojol.

Suara.com mencoba bertanya pada tiga ojol yang menjadi pengendara atau driver mitra dari tiga aplikasi di Jakarta, yakni Gojek, Grab, dan Maxim.

Driver Gojek, Rasmani (48) memprediksi Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran. Ia meyakini akan sulit satu pasangan mendapatkan 50 persen plus satu suara untuk menyegel kemenangan  dalam satu putaran.

Baca Juga: Soal Dinasti Politik, Prabowo: Keluarga Kami Selalu Berjuang untuk Rakyat

Ia pun menebak nantinya pasangan Anies-Muhaimin akan kandas di putaran pertama.

"Kan banyak orang pasti enggak terima (satu putaran). Kalau dua putaran, buat saya nanti akan ada dua kandidat, Ganjar dan Prabowo," ujar Rasmani saat ditemui Suara.com di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023).

Jika prediksinya benar, nantinya kubu pasangan Anies-Muhaimin akan menjadi penentu siapa pemenang Pilpres 2024 pada putaran kedua.

Meski memperkirakan pasangan dengan sebutan AMIN bakal kalah diputaran pertama, dia tak bisa menebak arah dukungan Anies-Muhaimin nanti bakal jatuh ke Ganjar-Mahfud MD atau Prabowo-Gibran.

"Nah Pilpres sekarang nanti tergantung yang kalah. Yang kalah lari ke mana nih, apa lari ke Prabowo apa ke Ganjar," jelasnya.

Baca Juga: Bicara Status Gibran Usai Jadi Cawapres, Prabowo: Kami Senang kalau Masih Jadi Kader PDIP

Poster Prabowo Gibran. [Dok. Partai Gelora]
Poster Prabowo-Gibran. [Dok. Partai Gelora]

Bicara soal pilihan, Rasmani sendiri sudah menentukannya. Suaranya akan diberikan kepada pasangan Prabowo-Gibran dibandingkan dua lainnya.

Rasmani mengaku  tak peduli meski belakangan Prabowo diterpa isu miring lantaran mengangkat putra Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Gibran sebagai Bacawapres.

Pengangkatan Gibran diwarnai isu nepotisme dan dinasti politik. Apalagi, ia sendiri merupakan pemilih loyal Jokowi sejak Pemilu 2017 lalu.

"Iya kontroversi, tapi enggak masalah, karena saya emang idolakan Jokowi," tutur Rasmani.

Jika terpilih, Rasmani berharap Prabowo bisa berpihak pada rakyat kecil, khususnya para ojol.

Ia mengakui sistem ojol saat ini masih banyak merugikan para driver. Sehingga diharapkan dengan adanya Presiden baru bisa membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.

"Kayak sekarang kita 20 persen potongan buat aplikasi. Tapi dapat orderan susah, sehari juga nggak cukup," ungkapnya.

Sementara, driver Grab bernama Alit (39) juga menyoroti soal adanya perpecahan dari internal pasangan Ganjar-Mahfud, khususnya antara PDI-P dengan Jokowi.

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dan bakal calon wakil presiden Mahfud MD melambaikan tangan saat pengumuman bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024 di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat].
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dan bakal calon wakil presiden Mahfud MD melambaikan tangan saat pengumuman bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024 di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat].

Afit menilai Jokowi sudah tak akur lagi dengan partai lambang banteng itu dan kini malah beralih dukungan ke pihak lain.

Hal ini terlihat dari Gibran yang menjadi pasangan Prabowo. Kemudian ada putra sulung Jokowi, Kaesang Pangarep yang menjadi Ketua Umum PSI.

"Karena kenapa kok Jokowi berubah pihak? Berarti kan dia lihat dari PDIP sudah enggak jelas lagi, sudah enggak singkron lagi dengan keinginan dia," ungkapnya.

Menurutnya partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu terlalu berupaya menyetir Jokowi hingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Ia pun mendukung langkah Presiden Jokowi ini.

Alhasil, Ganjar pun disebutnya akan kesulitan karena kehilangan dukungan besar dari pendukung Jokowi. Ia mencontohkan dirinya merupakan pemilih PDIP dulu tapi sekarang sudah tidak lagi.

"Dulu saya milih kan karena Jokowi PDIP. Sekarang lihatnya gimana? PDIP sudah nggak bareng lagi gitu ya sama Jokowi," kata Afit.

"Bahkan Jokowi kan disebut petugas partai. Saya juga tidak setuju, dalam arti kenapa kok harus bu Mega yang selalu support, bukan diri dia pribadi? Kan harusnya biar negeri ini maju harus pandangan dia," katanya.

Kekinian Afit belum menentukan siapa pilihannya dalam Pilpres nanti. Namun, ia berharap Presiden terpilih bisa fokus mengangkat perekonomian rakyat kecil.

"Walaupun saya dulu pilih Jokowi, sekarang belum tahu siapa. Harapannya ya Presiden terpilih bisa peduli rakyat kecil lah. Biar daya beli kita juga meningkat, jangan sampai kita punya duit habis mulu tiap hari," katanya.

Terpisah, driver Maxim bernama Chandra (35) menyebut pengalaman Anies Baswedan sebagai Gubernur tak menjamin bisa memimpin sebagai Presiden.

"Walaupun Anies (mantan) Gubernur, saya lihat banyak bohongnya, janji-janji palsu," katanya.

Pasangan bakal calon presiden Anies Baswedan bersama bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyalami para pendukungnya saat melakukan pawai bersama simpatisan mereka sebelum mendaftarkan diri ke KPU di Jakarta, Kamis (19/10/2023). [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso].
Pasangan bakal calon presiden Anies Baswedan bersama bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyalami para pendukungnya saat melakukan pawai bersama simpatisan mereka sebelum mendaftarkan diri ke KPU di Jakarta, Kamis (19/10/2023). [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso].

Menurutnya selama Anies menjadi Gubernur DKI kerap hanya mengandalkan retorika dan tak mewujudkan janji kampanyenya.

"Orang kan awalnya yang dilihat ucapan terus perilaku. Nah ini ucapan sama perilaku nggak singkron. Jadi gubernur saja enggak boleh begitu, apalagi jadi presiden. Jadi presiden itu kan dari sabang sampai merauke, daerah kan sebagian, gak gampang," ujarnya.

Chandra sendiri mengaku masih bimbang dengan pilihannya. Karena ia ingin memilih sesama santri, yakni Cak Imin atau Mahfud MD.

"Saya kan santri, jadi pengen sih santri juga naik. Tapi nggak suka sama Presidennya (Anies). Mahfud MD juga kan blak-blakan sama kasus hukum," katanya.

Terkait siapapaun Presiden terpilih nantinya, dia berharap bisa membawa Indonesia lebih baik lagi. Utamanya adalah soal pemerataan kesejahteraan dan pembanguan ke semua daerah terpencil.

"Ya jangan yang maju cuma Jakarta saja, Surabaya, Bandung. Coba ke pelosok-pelosok itu dibangun juga jalan biar harga apa-apa (sembako) murah," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI