Suara.com - Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Dian Paramita menilai penetapan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berpotensi tidak sah.
Sebab, pencalonan Gibran dianggap memanfaatkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 90/PUU-XXI/2023 yang memperbolehkan orang berusia di bawah 40 tahun menjadi capres dan cawapres jika pernah/sedang memiliki jabatan yang dipilih melalui pemilu, termasuk pilkada.
Menurut Mita, uji materiil di MK merupakan materi yang levelnya undang-undang, bukan peraturan teknis. Dengan begitu, putusan MK disebut tidak serta merta membatalkan pasal pada aturan sebelumnya jika tak dilakukan revisi pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
Dia menjelaskan yang digugat di MK ialah pasal yang ada dalam UU, yakni Pasal 169 huruf q UU Nomor 7/2017. Untuk itu, aturan yanh sah secara hukum syarat capres dan cawapres minimal 40 tahun, tanpa ada embel-embel pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah.
Mita menilai, apabila nanti KPU tetap menerima berkas pendafataran Gibran saat mendaftar sebagai cawapres, maka seharusnya dokumen itu tidak sah selama PKPU belum direvisi.

"Maka KPU perlu mengubah PKPU tentang pencalonan capres dan cawapres tersebut. Jangan sampai KPU tidak terlihat paham peraturan perundang-undangan. Jadi kalau KPU tidak mengubah, maka hemat saya tidak sah atau tidak legitimate," kata Mita kepada wartawan, Selasa (24/10/2023).
"(Berkas pendaftaran Gibran) tidak sah. Jika PKPU tidak diubah. Karena pendekatan surat dinas hanya kebijakan dan tidak masuk dalam peraturan perundang-undangan," lanjut dia.
KPU sendiri memutuskan untuk tidak merevisi PKPU Nomor 19 Tahun 2023 tengang pencalonan presiden dan wakil presiden usai putusan nomor 90/PUU-XXI/2023 dibacakan MK.
Namun, KPU hanya menerbitkan surat dinas bernomor 1145/PL.01.4-SD/05/2023 kepada partai politik peserta Pemilu 2024 sebagai tindak lanjut terhadap putusan MK soal syarat usia capres dan cawapres tersebut.
Baca Juga: Pilih Mundur dari PDIP, Gibran Hindari Dipecat Ibu Mega?
Sebelumnya, MK memperbolehkan orang yang berusia di bawah 40 tahun menjadi capres atau cawapres jika pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah melalui pilkada.