Suara.com - Hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah menjadi pergunjingan publik. Bagaimana tidak, saat ini Jokowi ditengarai tengah memperlihatkan kekuatannya di saat kerap direndahkan oleh Megawati.
Satu kalimat Megawati yang paling diingat publik ialah ketika dirinya menilai Jokowi tak akan bisa melakukan apapun tanpa ada bantuan dari PDIP.
"Pak Jokowi iku yo ngono lho mentang-mentang. Lho iya padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP juga aduh kasihan dah," kata Megawati saat berpidato dalam HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Kemudian, Megawati juga berulang kali menyampaikan Jokowi itu petugas partai meskipun menjabat sebagai presiden.
Baca Juga: Persaudaraan 98 dan Masyarakat 08 Yakin Prabowo-Gibran Menang di Jatim
Ucapannya itu dianggap khalayak sebagai bentuk Megawati merendahkan Jokowi.
Aksi manuver Kepala Negara menjelang Pilpres 2024 dianggap sebagai bentuk balas dendamnya karena kerap tidak dihargai di PDIP.
Padahal, Megawati juga memiliki rasa sayang kepada Jokowi. Bahkan ia mengaku pernah menangis gegara Jokowi kerap dihujani oleh hinaan.
Hal tersebut disampaikannya ketika memberikan sambutan dalam Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Besakih, Bali, Rabu (18/8/2023).
Ia menangis karena kerja keras Jokowi malah dibalas dengan hinaan.
Baca Juga: Kecewa, Relawan Jokowi Pasang Pocong Bertuliskan Gibran di Tengah Jalan Protokol
"Coba lihat Pak Jokowi ya. Saya suka nangis lho. Beliau itu sampai kurus loh. Mikir kenapa? Mikir kita lho, mikir rakyat lho. Masak masih ada yang mengatakan Jokowi 'kodok'-lah," terangnya.
Putri Presiden Soekarno itu juga kerap melemparkan pujian untuk Jokowi. Salah satunya ialah soal ketahanan Jokowi menjadi presiden yang super sibuk.
"Saya heran juga lho. Saya bilang, adek (Puan Maharani) si itu (Jokowi) padahal kurus ya. Tapi kok bisa sih tahan banting banget," ungkap Megawati di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022).
Manuver Jokowi
Jokowi mulai memperlihatkan kekuatannya menjelang Pilpres 2024. Tak tanggung-tanggung, ia menempatkan putra-putranya di tempat strategis.
Semisal saja putra bungsungnya Kaesang Pangarep yang tiba-tiba menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Padahal, Kaesang belum memiliki pengalaman yang mumpuni di dunia politik.
Bukan hanya itu, yang paling menghebohkan ialah ketika Gibran maju menjadi cawapres.
Meskipun belum cukup umur, namun suami Selvi Ananda itu bisa melenggang ke Pilpres 2024. Itu bisa terjadi karena adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin oleh adik ipar Jokowi, Anwar Usman.
MK memutuskan batas usia capres-cawapres tetap minimal 40 tahun. Namun, ada pengecualian yakni tercatat pernah atau sedang menjadi kepala daerah yang dipilih melalui pemilihan umum (pemilu).
Putusan MK tersebut sempat membuat heboh masyarakat karena memperlihatkan dinasti politik keluarga Jokowi.
Saat ini, panggung politik tengah mempertontonkan adu kekuatan antara Jokowi dengan PDIP. Bagaimana tidak, Gibran menjadi cawapres untuk bakal capres Prabowo Subianto.
Jokowi mengklaim tidak ikut campur dengan urusan Gibran yang maju cawapres. Sebagai orang tua, ia hanya bisa mendukung keputusan anaknya tersebut.
"Ya, orang tua itu hanya tugasnya mendoakan dan merestui, keputusan semuanya karena sudah dewasa," terang Jokowi pada Minggu (22/10/2023).
Padahal, Gibran sendiri tercatat sebagai kader PDIP, rival dari kubu Prabowo. Isu yang paling kuat saat ini ialah Gibran mengkhianati PDIP dengan hijrah ke Partai Golkar.