Suara.com - Tak banyak pihak yang tahu sosok ayah Prabowo Subianto. Adapun sosok Ketua Umum Gerindra sekaligus bakal calon presiden 2024 tersebut mengungkap sang ayah merupakan pejabat penting kala masih muda.
Prabowo menceritakan sosok sang ayah lantaran kini kuat diisukan bakal berduet bersama seorang politisi muda, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.
Ayah Prabowo tersebut disebut-sebut telah menjabat Menteri Keuangan pada usianya yang ke-31. Prabowo mencontohkan sang ayah sebagai bukti bahwa usia bukan satu-satunya unsur utama yang dicari dari seorang pemimpin.
"Bukan usia muda, bukan usia tua, tapi jiwa," kata Prabowo di Rapimnas Golkar, Sabtu (21/10/2023).
Baca Juga: Diusung Golkar Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Temui Yusril Di Kebayoran
"Orang tua (ayah) saya asisten Perdana Menteri di usia 28 tahun. Menteri Keuangan di usia 31 tahun," lanjut sang Ketum Gerindra.
Lantas, siapakah sosok ayah Prabowo sebenarnya.
Biodata dan profil ayah Prabowo
Ayah Prabowo ternyata merupakan salah satu politisi ternama di era Orde Lama sekaligus Orde Baru. Berikut biodata selengkapnya:
- Nama lengkap: Soemitro Djojohadikoesoemo (Sumitro Joyohadikusumo)
- Tempat, tanggal lahir: Kebumen, Keresidenan Kedu, Hindia Belanda 29 Mei 1917
- Istri: Dora Marie Sigar
- Anak: Biantiningsih Miderawati Djiwandono, Marjani Ekowati le Maistre, Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo
- Profesi: Ekonom, politikus
- Alma mater: Universitas Sorbonne, Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda
Sumitro dikenal di masa Orde Lama dan Orde Baru sebagai salah satu ekonom dan akademisi yang ternama. Pria yang menempuh studi di Perancis dan Belanda ini juga getol menjadi oposisi kala masa Soekarno.
Baca Juga: Profil Ahok, Bestie Jokowi Ogah Dukung Gibran Jadi Cawapres Prabowo
Ia merupakan salah satu tokoh politik yang mendukung masuknya modal dan investor asing ke Indonesia.
Kala itu, Sumitro menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia. Ia juga dalam sejarah tercatat sebagai salah satu tokoh Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra.
Selepas Soekarno lengser, Sumitro kembali masuk ke lini pemerintahan. Ia mendapatkan kursi sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dan Menteri Negara Riset Indonesia.
Sumitro juga merupakan seorang akademisi dalam bidang ekonomi dan keuangan. Ia mengajar sekaligus menjabat sebagai dekan kedua fakultas ekonomi di Universitas Indonesia (UI).
Beberapa murid Sumitro juga berakhir menjadi para ekonom ternama, yakni Widjojo Nitisastro, Mohammad Sadli, dan Emil Salim.
Sejumlah murid Sumitro kerap mendapatkan julukan Mafia Berkeley atas sikap mereka yang dituding membuat Indonesia sebagai boneka Amerika melalui kebijakan-kebijakan keuangan.
Istilah yang diberikan ke para murid Sumitro tersebut diperkenalkan olehseorang aktivis-penulis AS, David Ransom.
Sumitro tetap aktif meski Soeharto tumbang. Meski tak menjabat sebagai menteri, ia banyak mengkritik kebijakan keuangan pemerintah.
Sumitro akhirnya meninggalkan Prabowo dan segenap anggota keluarga lainnya usai menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Dharma Nugraha, Rawamangun, Jakarta Timur pada 9 Maret 2001 dalam usia 84 tahun.
Kontributor : Armand Ilham