Sejarah dan Profil Projo, Relawan Jokowi yang Jatuh Hati pada Prabowo

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 14 Oktober 2023 | 20:02 WIB
Sejarah dan Profil Projo, Relawan Jokowi yang Jatuh Hati pada Prabowo
Relawan Projo deklarasi dukungan untuk Prabowo menjadi capres di Pilpres 2024 yang digelar di Jalan Kertanegara IV, Jaksel pada Sabtu (14/10/2023). [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Relawan Presiden Joko Widodo, Projo resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Deklarasi ini diumumkan oleh Projo di rumah Prabowo yang terletak di Kertanegara, Sabtu (14/10/2023).

Sebelumnya, Projo berniat mendeklarasikan bakal capres di Indonesia Arena. Namun, Presiden Jokowi selaku Ketua Dewan Pembina Projo meminta kepada para relawan untuk tidak terlalu terburu-buru. Tempat deklarasi pun akhirnya diubah.

Lantas, seperti apakah sejarah dan profil Projo, relawan Jokowi yang jatuhkan hati pada Prabowo? 

Sejarah dan Profil Projo

Baca Juga: NasDem Klaim Tetap Dukung Pemerintahan Jokowi Meski Tak Punya Kursi di Kabinet

Projo adalah organisasi kemasyarakatan pendukung Jokowi. Organisasi ini sudah berstatus resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Mulanya, Projo memang merupakan gerakan relawan. Seiring berjalannya waktu, gerakan ini diubah menjadi ormas. Ini berdasarkan Kongres Pertama Projo di Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2013 jelang Pilpres 2014.

Melansir dari buku "Menjemput Takdir Sejarah: Tiga Tahun Transformasi Projo Menjadi Ormas", kata Projo sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta. Projo memiliki arti pemerintahan negeri, kerajaan, atau istana.

Sedangkan dalam bahasa Jawa Kawi, Projo berarti rakyat. Oleh karenanya, mereka yang mengaku Projo adalah orang-orang yang mencintai negeri dan rakyat.

Pendiri Projo tediri dari kader PDI Perjuangan hingga aktivis mahasiswa 1998. Mereka adalah Budi Arie Setiadi, Gunawan Wirosaroyo, Fahmi Alhabsyi, Suryo Sumpeno, Jonacta Yani, dan Firmansyah. 

Baca Juga: Profil dan Biodata FX Hadi Rudyatmo, Viral Sebut Projo Budi Arie Hanya Nama, 'Yang Punya Gerbong Ini!'

Pembentukan Projo bertujuan untuk mendukung Jokowi maju sebagai capres di Pilpres 2014. Kala itu, Budi menyebut mayoritas kader PDIP di banyak daerah mendukung Jokowi untuk menjadi capres, bukan cawapres.

Pada saat itu memang santer beredar wacana pasangan Megawati dan Jokowi. Para pemrakarsa Projo yang dulunya juga merupakan pendiri Pro Mega 1998 lantas berharap agar Ketum PDIP itu mendengarkan aspirasi rakyat tentang Jokowi sebagai capres. 

Projo juga berupaya membantu Jokowi untuk menang dan direstui Megawati. Mereka bergerak dari satu DPC ke DPC lainnya untuk menggalang dukungan terhadap pencapresan Jokowi, daripada Mega.

Perjuangan Projo akhirnya membuahkan hasil. Megawati memutuskan mengalah dan tidak maju lagi di kontestasi Pilpres 2014. Mega pun resmi membawa PDIP untuk mendukung Jokowi sebagai capres pada Jumat, 14 Maret 2014.

Selama masa kampanye, Projo turut berjibaku dengan ribuan relawan untuk memenangkan Jokowi. 

Setelah Jokowi terpilih menjadi presiden, Projo tidak bergegas bubar jalan. Sebaliknya, Projo terus maju mengawal kepemimpinan Jokowi. Hingga terkini, Projo bermanuver memutuskan dukung Prabowo ketimbang capres dari PDIP, Ganjar Pranowo.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI