Suara.com - Presiden Joko Widodo kembali dituding sedang membangun dinasti politik. Ini setelah putra bungsunya, Kaesang Pangarep, mengikuti jejak kakak-kakaknya untuk terjun di dunia politik dengan menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sebelumnya, anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sudah lebih dulu sukses di dunia politik usai terpilih sebagai Wali Kota Solo. Setelah Gibran, gantian menantu Jokowi, Bobby Nasution yang juga sukses menjadi Wali Kota Medan.
Kini muncul kabar terbaru bahwa Gibran bakal dijadikan bakal cawapres Prabowo Subianto. Skenario ini hanya bisa terjadi jika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mengabulkan gugatan batas usia capres dan cawapres pada Senin (16/10/2023).
Sebagai informasi, salah satu syarat untuk menjadi cawapres haruslah minimal berumur 40 tahun. Sedangkan usia Gibran saat ini baru 36 tahun. Karena itu, Gibran hanya bisa menjadi cawapres jika gugatan batas usia cawapres dikabulkan MK, dari yang tadinya 40 tahun menjadi 35 tahun.
Namun jika gugatan itu sampai dikabulkan MK, maka tudingan Jokowi membangun dinasti politik semakin menguat. Apalagi Ketua MK yang akan membacakan hasil putusan gugatan batas usia capres dan cawapres merupakan saudara ipar Presiden Jokowi, yakni Anwar Usman.
Berbagai kritikan Jokowi membangun dinasti politik pun datang dari sejumlah tokoh politik. Salah satu kritikan dilontarkan oleh mantan Menteri Sekretaris BUMN, Said Didu.
Melalui akun X (dulu Twitter) @/msaid_didu, ia tampak menuliskan lingkaran legalisasi dinasti keluarga Jokowi. Meski tidak menyebut nama, tetapi Said Didu dengan jelas menyinggung aksi PSI hingga adik ipar Jokowi.
Bak lingkaran setan, Said Didu menjabarkan jejak dinasti politik sang presiden. Seperti aksi Kaesang menjadi Ketum PSI, sidang putusan gugatan di MK yang dipimpin ipar Jokowi hingga kabar Gibran menjadi cawapres Prabowo.
"Lingkaran legalisasi dinasti. PSI gugat umur capres cawapres ke MK. Anak bungsu ambil alih PSI. MK dipimpin oleh adik ipar sidangkan gugatan," tulis Said Didu seperti dikutip Suara.com, Sabtu (14/10/2023).
Baca Juga: Ingatkan Relawan Soal Pilpres 2024, Jokowi: Jangan Ngomporin, Jangan Baperan
"Dukung capres yang bersedia jadikan putra sulung jadi cawapres. Gerakkan relawan dan parpol penyembah dinasti dukung pasangan dinasti," pungkasnya.
Pendapat Said Didu tentang legalisasi dinasti politik Jokowi menuai atensi luas. Hingga berita ini dipublikasikan, sentilannya itu sudah dibaca ribuan kali dan mendapatkan beragam komentar dari warganet.
"Lama-lama Indonesia jadi negara monarki yang dipimpin oleh keluarga Kimjongwi," sindir warganet.
"Bisa dipastikan karena kebohongan, kecurangan, kelicikan dan penindasan mau ditutupi selamanya, bangkai mau di tutup bagaimanapun suatu saat tercium dan terbongkar," sindir yang lain.
"Penghianat NKRI sebenarnya adalah mereka yang selalu mengutakatik aturan agar keinginan mereka tercapai,' komentar warganet.
"Dinasti Aji Mumpung," celetuk warganet.
"Sekalian aja nanti yang maju Pilpres 2024: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo-Gibran, Ganjar Pranowo-Bobby Nasution," sentil warganet.
"Luar biasa Jokowi dan keluarga. Orang baik akan laris manis dalam dunia politik," puji warganet.