Suara.com - Isu Gibran Rakabuming Raka yang diajukan relawan Projo untuk menjadi pendamping bakal calon presiden (bacarpres) Prabowo Subianto membuat senior PDIP Panda Nababan angkat bicara.
Panda menanggapi ucapan Ketua Bapilpres Projo, Panel Barus yang menyebut Mr G dan Mr P untuk saling berduet di Pilpres.
Dalam tayangan Youtube Adu Perspektif Total Politik, Panda menyinggung soa etika relawan tersebut.
"Etis nggak kalau Gibran belum diomongin sama partainya, sama pimpinan partainya, lalu diklaim kemudian oleh Projo?" kata Panda.
Baca Juga: Pakar Inteljen: Militer Indonesia Disegani, Jangan Sampai Salah Pilih Presiden
"Ada tata krama, ada etikanya, masa orang langsung dicaplok gitu?" ungkap Panda.
Tata krama yang dimaksud mantan wartawan ini adalah permohonan izin Projo kepada yang bersangkutan. Menurut Panda Nababan, Projo seharusnya bertemu Gibran dulu, lalu minta izin ke Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
"Apa nggak tunggu dulu ketemu Gibran,'Mau nggak kau?'. Kemudian Megawati sebagai ketua partai, 'Izin Bu kami mau ambil Gibran',"ujar Panda.
Sebelumnya, kader PDIP sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka santer dikaitkan akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan tidak ada masalah Gibran dicalonkan sebagai bacawapresnya Prabowo Subianto.
Baca Juga: Kaesang dan Elite PSI Bakal Sambangi Rumah Prabowo Sore Ini
"Yo, ora opo-opo, wong semua itu tergantung Mas Gibran sendiri to. Mau dicalonkan sebagai wapresnya Pak Prabowo yo hak Mas Gibran sendiri, artinya semua warga negara Indonesia itu punya hak yang sama, hak dipilih dan hak memilih," kata sosok yang akrab disapa FX Rudy tersebut, Selasa (10/10/2023).
Rudy menegaskan aturan di PDIP sudah jelas, termasuk jika dicalonkan partai lain maka keanggotaan sebagai kader PDIP otomatis hangus.
"Otomatis keanggotaannya hangus, yang mencalonkan itu siapa, di mana, sebagai apa. Kalau partai kan sudah jelas to," katanya.