Suara.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, memandang semua sikap dan langkah Gibran Rakabuming Raka tidak akan lepas dari peran Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pangi menyebut, Jokowi akan terus membayangi langkah Gibran, termasuk soal angkat kaki dari PDI Perjuangan bila menerima pinangan Prabowo Subianto menjadi cawapres.
Menurut Pangi, Gibran tidak akan memainkan peran sendirian, pun ketika memilih pamit secara santun dari PDIP atau sebaliknya. Jokowi akan menjadi orang di balik layar terkait keputusan dan langkah yang diambil Gibran.
"Iya biasanya otaknya itu Pak Jokowi. Gibran nggak ngerti cara pamit atau cara kasar, cara halus, cara Jawa kan Jokowi yang tahu, kan Jokowi suhunya politik Jawa kan," kata Pangi dihubungi Suara.com, Rabu (11/10/2023).
Baca Juga: DPC Gerindra Depok Rekomendasikan Gibran Jadi Cawapres Prabowo
"Jadi cara pamitnya mau kasar mau halus ya tergantung beliau, saya melihat begitu. Kalau Gibran kan nggak ngerti juga," sambung Pangi.
Melihat tipikal Jokowi yang memainkan politik khas Jawa, Pangi melihat langkah Gibran seandainya pamit dari PDIP tidak akan dilakukan secara kasar. Gibran bakal mengutamakan cara-cara santun dan halus, tetapi karena ada peran Jokowi, cara halus itu diyakinkan bakal menusuk bagi PDIP.
"Ya, kalau politik Jawa kan kan nggak pernah ada yang kasar kan, halus kan tapi nusuk kan kalau politik Jawa," kata Pangi.
Pangi mencontohkan bagaimana Jokowi bermain halus, namun tetap menusuk bagi PDIP. Menurutnya, Jokowi sudah menunjukan sikap-sikap demikian kepada PDIP, sejak Jokowi kerap dianggap sebagai petugas partai.
"Ketika Pak Jokowi diperlakukan PDIP begitu, balasannya ngeri kan. Ketika Pak Jokowi dikatakan petugas partai," kata Pangi.
Menurutnya sikap Jokowi yang saat ini terkesan mendukung Prabowo, tidak terlepas dari perlakuan PDIP kepada Jokowi. Salah satunya ketika PDIP mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, di mana Jokowi seolah-olah tidak diikutsertakan.
"Terus sekarang dia punya jagoan Pak Prabowo seolah-olah begitu," kata Pangi.
Pangi juga menyoroti bagaimana PDIP yang mengusung Ganjar kemudian hanya diikut didukung oleh satu partai di parlemen, yakni PPP. Menurut Pangi, hal itu tentu menyakitkan bagi PDIP.
"Itu kan kalau bukan karena tangan dingin Pak Jokowi, siapa yang ngatur," kata Pangi.
Gibran Tak Berani Pamit
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai tidak ada keberanian yang dimiliki Gibran Rakabuming Raka untuk berpamitan dengan PDIP, apabila dirinya menerima pinangan menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Gibran dinilai akan memiliki beban tersendiri, terlebih bila ternyata PDIP berencana untuk juga meminangnya menjadi cawapres untuk Ganjar Pranowo.
Tentu saja hal itu masih melihat dari keputusan Mahkamah Konstitusi. Apakah mengabulkan gugatan batas minimal usia capres cawapres dari 40 tahun menjadi 35 tahun atau tidak. Sebab melalui keputusan ini nantinya bisa dipastikan peluang Gibran maju.
Jamiluddin melihat, Gibran lebih berpeluang untuk menerima pinangan Prabowo bilamana MK mengabulkan gugatan tersebut.
"Peluang itu akan terjadi bila PDIP tidak mengusung Gibran menjadi cawapres. Kalau ini terjadi, Gibran akan tidak punya beban meninggalkan PDIP. Sebab, ada alasan yang kuat bagi Gibran untuk meninggalkan PDIP," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Rabu (11/10/2023).
Tetapi akan menjadi persoalan bagi Gibran bila tetap memilih bersama Prabowo, namun di sisi lain PDIP ternyata juga ingin mengusungnya menjadi cawapres.