Bahayanya Dinasti Politik Jokowi, Pakar Hukum: Kian Lemahkan Kontrol Kekuasaan

Kamis, 05 Oktober 2023 | 09:41 WIB
Bahayanya Dinasti Politik Jokowi, Pakar Hukum: Kian Lemahkan Kontrol Kekuasaan
Keluarga Presiden Jokowi. [TikTok]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti menyinggung maraknya praktik politik dinasti di Tanah Air. Menurutnya, politik dinasti bisa merusak demokrasi.

Bivitri menilai kontrol terhadap kekuasaan dapat melemah.

"Kontrol kekuasaan akan menjadi lemah apabila relasi-relasi kekerabatan itu ada dalam institusi-institusi politik. Karena yang satu akan permisif pada institusi, atau bahkan membukakan jalan kerabatnya yang menduduki jabatan tertentu," kata Bivitri dikutip Kamis (5/10/2023).

Bivitri mencontohkan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Jokowi merupakan pimpinan dalam cabang kekuasaan eksekutif, sementara cabang kekuasaan lainnya, yudikatif yakni Mahkamah Konstitusi (MK) diketuai oleh adik ipar Jokowi, yaitu Anwar Usman.

Baca Juga: Usai Bertemu Surya Paloh Cs, Mentan SYL Diminta Menghadap Jokowi Hari Ini

Buntutnya, MK sedikit bisa disetir oleh ipar Jokowi itu.

"Kalau kita bicara etik harusnya Ketua MK (Anwar Usman) mundur. Karena ada benturan kepentingan," ujarnya.

Diketahui saat ini sedang bergulir gugatan batas usia cawapres. Sejumlah pihak menggugat usia cawapres diturunkan menjadi 35 tahun, dari sebelumnya 40 tahun.

Gugatan lain juga meminta syarat capres atau cawapres sudah pernah menjadi kepala daerah.

Jika itu dibiarkan, maka menurut Bivitri akan memberikan jalan bagi praktik korupsi. Bahkan bisa lebih parah pada muara pembajakan terhadap demokrasi.

Baca Juga: Prabowo Disebut Sampai 7 Kali Pinang Gibran, Rommy PPP: Ada Negosiasi yang Belum Putus di MK

Bivitri menjelaskan pembajakan demokrasi lewat cara demokratik adalah lewat cara-cara prosedural yang seakan-akan sesuai aturan.

"Nancy Bermeo bilang, 'democratic backsliding' yaitu demokrasi yang dibajak tetapi dengan cara yang demokrasi," katanya.

Bahaya lain dinasti politik juga membuat konsentrasi kekuasaan hanya tersebar di beberapa titik. Kekuasaan akhirnya hanya dimiliki lingkaran orang-orang yang sama.

"Akibatnya demokrasi kita tidak substantif, semua prosedural belaka. Dan ini sekarang yang sedang terjadi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI