Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) disebut-sebut telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi oleh KPK. Hal tersebut dianggap menjadi isyarat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin mendepak kader Partai NasDem dari Istana.
"Semacam kode keras Istana kepada Nasdem bahwa mereka sudah tak diterima di kabinet lagi," ujar Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro kepada Suara.com, Rabu (4/10/2023).
Menurut Agung, pengusutan SYL di kasus korupsi Kementerian Pertanian (Kementan) sangat bermuatan politis.
"Susah untuk tidak mengaitkan kasus yang menjerat Mentan SYL ini tak berkelindan dengan politik," kata Agung.
Agung mengambil contoh kasus yang menimpa eks Menkominfo, Johnny G Plate. Kasus itu mulai mencuat usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres.
Tanda-tanda Jokowi ingin mengusir NasDem dari Istana terlihat juga, kata Agung, ketika menunjuk Budi Arie Setiadi sebagai pengganti Plate.
"Hal ini diperkuat menimbang pengganti Menkominfo bukan dari Nasdem melainkan berasal dari Ketua Projo," papar Agung.
Jika nantinya, benar SYL di-reshuffle dan penggantinya bukan dari kalangan NasDem, maka kode keras Jokowi itu akan semakin terlihat.
"Kelak seandainya reshuffle terjadi dan pengganti Mentan (SYL) bukan dari Nasdem, maka semakin terang bahwa Presiden Jokowi tak lagi menghendaki partai pimpinan Surya Paloh itu menjadi pembantunya (di kabinet)," jelasnya.
Baca Juga: Jokowi Wanti-wanti Ancaman Indonesia Dijajah Barang Impor Murah e-Commerce
Jokowi Tanya Keberadaan SYL
Sebelumnya, Jokowi malah berbalik tanya soal kabar hilangnya SYL. Kepada siapa pun yang memiliki nomor teleponnya, Jokowi meminta untuk mencoba menghubungi Syahrul.
"Siapa yang kehilangan kontak? Siapa? Coba dikontak aja, bisa. Ada yang punya nomor teleponnya nggak? Coba dikontak," kata Jokowi usai menghadiri pembukaan Inacraft di Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Sebagai Kepala Negara, dirinya merasa tidak perlu tahu secara detail di mana posisi menterinya.
"Ya, masa urusan posisi (menteri) di mana, presiden disuruh (harus) tahu. Kamu gimana?" terangnya.
SYL menjadi sorotan karena diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Mentan). Dugaan tersebut menguat usai KPK menggeledah rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Selain uang miliaran rupiah, penyidik KPK mengamankan belasan pucuk senjata api dari kediaman dinas Syahrul.
Ketika rumah dinasnya tengah digeledah, Syahrul diketahui tengah berada di Eropa untuk menjalani tugas negara. Kalau menurut informasi yang beredar, seharusnya Syahrul tiba di Indonesia pada 1 Oktober 2023.
Namun, batang hidungnya tidak muncul hingga saat ini. Menanggapi hal tersebut, Jokowi meminta seluruh pihak untuk bersabar menunggu kepulangan Syahrul.