Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dikabarkan menghilang sejak Minggu (1/10/2023). Apakah Syahrul langsung masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)?
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai, hilang kontaknya Syahrul tersebut tidak bisa disimpulkan sebagai bentuk lari dari urusan hukum.
Adapun nama Syahrul kini tengah terseret dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementan yang tengah diusut oleh KPK.
Status DPO tersebut, kata Mahfud, baru bisa ditetapkan apabila sudah ada keterangan dari pihak aparat.
Baca Juga: Perjalanan Menteri SYL Diincar KPK, Hilang di Luar Negeri hingga Kena Penyakit Prostat
"Belum, belum, belum menduga, karena ini kan baru bisa diduga kalau sudah dikatakan DPO oleh aparat. Ini kan belum DPO. Kita tunggu informasinya," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Mahfud sendiri mengaku tidak tahu di mana posisi Syahrul saat ini.
Ia menilai, pihak KPK memiliki cara khusus untuk menemukan Syahrul yang hilang usai menjalankan tugas negara di Eropa. Sebabnya, bukan hal mudah bagi seorang pejabat negara bahkan sekelas menteri bersembunyi dari publik.
"Kalau menghilang, dalam arti menghindari aparat atau lari, saya kira tidak mudah," tegasnya.
Sakit Prostat
Baca Juga: Statusnya Menghilang Sejak Dijadikan Tersangka, Apa Tujuan Mentan SYL ke Roma?
Syahrul diketahui tengah berada di Eropa saat KPK menggeledah rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Setelah itu, beredar sebuah surat yang menunjukkan Syahrul akan tiba di Tanah Air pada 1 Oktober 2023 melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada sore hari.
Namun, hingga hari berikutnya, sosok Syahrul belum juga muncul. Saat dikonfirmasi, Partai Nasional Demokrat (NasDem) mengklaim Syahrul akan pulang pada Kamis (5/10/2023) sesuai dengan perintah ketua umum, Surya Paloh.
"Disangka hilang tuh kan lost contact. Maklumlah, orang kalau sudah tua, kena prostat, boro-boro mikirin telepon. Ya akhirnya nggak bisa komunikasi," kata Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni saat dihubungi.
Namun, Sahroni mengaku tidak tahu di mana Syahrul menjalani pengobatannya.
"Saya nggak tau dirawat di mana, cuma dapet informasi saja karena prostatnya masalah akhirnya dia nggak pegang komunikasi," terangnya.